AHY Dinilai Salah Sasaran Serang Proyek Infrastruktur Jokowi, Pengamat: Beda Cerita kalau Kritik IKN
Politik | 25 September 2022, 19:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Direkrut Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut serangan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pembangunan infrastruktur, dinilai salah sasaran.
Hal ini disampaikan Adi dalam program Kompas Petang Kompas TV, Minggu (25/9/2022).
Mulanya, Adi menuturkan secara umum mengapresiasi apa yang sudah dilakukan AHY dan Partai Demokrat yang keras mengkritik pemerintah. Lantaran, menurutnya, perimbangan secara politik itu merupakan hal yang penting.
"Sebagai partai oposisi tentu saja Demokrat harus memberikan masukan-masukan, kritikan-kritikan yang konstruktif supaya Jokowi bisa ending (berakhir) dengan baik di masa pemerintahannya," kata Adi.
Kendati demikian, dia mengingatkan, jika salah memilih angle, kritikan yang dilontarkan justru dapat menjadi blunder dan bunuh diri politik, seperti serangan AHY terhadap proyek infrastruktur Jokowi yang disampaikannya beberapa waktu lalu.
Adi menuturkan AHY dan Demokrat sebenarnya ingin menusuk jantung kekuatan politik andalan Jokowi. Namun, Demokrat justru terkena serangan balik.
Pasalnya, kata dia, jika dilihat dari data dan fakta di lapangan, memang menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur pada era Jokowi lebih gencar dibandingkan pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tidak perlu ahli ataupun orang pintar untuk mengatakan bahwa jalan tol, pelabuhan, bandara dan seterusnya termasuk bendungan itu jauh lebih masif dan banyak dibangun di era Jokowi ketimbang pemerintahan SBY," tegasnya.
"Makanya saya menyatakan mengkritik infrastruktur adalah satu peluru nyasar yang sebenarnya bisa menyasar diri Demokrat dan AHY."
Baca Juga: AHY Bandingkan Kinerja Jokowi dengan SBY, Tanggapan Gibran: Malah Bagus
Selain itu, Adi menuturkan, kalau melihat secara umum terkait hal yang perlu dibanggakan di masa pemerintahan SBY, yakni memiliki konstribusi pembangunan infrastruktur.
Tapi permasalahannya, lanjut Adi, masyarakat tidak pernah tahu berapa persen yang sudah dilakukan SBY dalam pembangunan infrastruktur.
"Misalnya jalan tol yang dari Jakarta sampai Surabaya itu berapa persen SBY bisa melakukan itu, kemudian Trans Sumatera, Trans Papua berapa persen yang sudah dilakukan SBY," ujarnya.
"Makanya yang terjadi adalah klaim-klaim politik yang menurut publik ini justru akan blunder yang membuat Demokrat viral tapi tidak populer serangan politiknya."
"Akan beda ceritanya kalau kritik yang disampaikan Demokrat itu terkait IKN (ibu kota negara) yang sampai saat ini belum terlihat ada investor yang tertarik datang ke sana atau misalnya membandingkan indeks demokrasi di zaman SBY dengan Jokowi," ungkap Adi.
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, pada Rapimnas Partai Demokrat, Jumat 16 September 2022, AHY menyampaikan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi hanya sebatas gunting pita dalam proyek infrastruktur.
Sebab, kata AHY, infrastruktur tersebut merupakan warisan dari pembangunan sejak pemerintahan Presiden SBY.
“Ya kita ngga perlu juga diapresiasi tapi jangan mengatakan, ‘Ini kehebatan kita', satu tahun gunting pita,“ kata AHY dalam Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Kamis (15/9).
Baca Juga: Deretan Sindiran AHY ke Pemerintahan Jokowi, soal Gunting Pita hingga Nangis saat Harga BBM Naik
AHY mengatakan pembangunan di era SBY telah dilakukan secara menyeluruh mulai dari perencanaan hingga alokasi anggaran.
Menurut AHY, banyak proyek infrastruktur yang pembangunannya hampir rampung tapi SBY tak sempat meresmikan lantaran purnatugas sebagai presiden.
“Direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan anggarannya dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen tinggal gunting pita. Setahun gunting pita kira-kira masuk akal ngga?” ujarnya.
Baca Juga: Tuding Pilpres 2024 Settingan, SBY Turun Gunung, Pengamat: Ada Kekhawatiran AHY Tidak Bisa Maju
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV