> >

Ditetapkan sebagai Tersangka Korupsi, "Wanita Emas" Langsung Ditahan di Rutan Salemba

Hukum | 22 September 2022, 22:17 WIB
Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical Mischa Hasnaeni Moen yang dikenal wanita emas ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung, Selasa (22/9/2022). (Sumber: Dok. KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyidik Jaksa Agung Muda bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menetapkan Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical, Mischa Hasnaeni Moen (MHM), sebagai tersangka kasus korupsi penggunaan dana PT Waskita Beton Precast Tbk periode 2016-2020.

Hasnaeni yang dikenal sebagai wanita emas ini langsung ditahan selama 20 hari pertama di Rutan Salemba cabang Kejagung terhitung mulai 22 September sampai 11 Oktober 2022.

Selain Hasnaeni Kejagung juga menetapkan dua tersangka lain, yakni mantan Dirut PT Waskita Beton Precast Jarot Subana (JS), serta Kristiadi Juli Hardianto (KJH) selaku pensiunan Waskita Beton Precast. 

Baca Juga: Momen Teriak Histeris! Hasnaeni Wanita Emas Ditahan Kejagung, Jadi Tersangka Dugaan Korupsi

Sama seperti Hasnaeni, tersangka Kristiadi Juli langsung ditahan di Rutan Salemba selama 20 hari pertama terhitung mulai Kamis (22/9/2022). Sedangkan tersangka Jarot tidak dilakukan penahanan karena tengah menjalani eksekusi yang dilakukan KPK ke Lapas Kelas IA Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung, Kuntadi, mengatakan penahanan terhadap tersangka ini merupakan kepentingan penyidik untuk mempercepat penanganan perkara. 

"Penahanan MHM berdasarkan Surat Perintah Penahanan nomor Prin-44/F.2/Fd.2/09/2022 tanggal 22 September 2022. Penahanan KJH berdasarkan Surat Perintah Penahanan nomor Prin-38/F.2/Fd.2/09/2022 tanggal 22 September 2022," ujar Kuntadi saat jumpa pers di Kejagung, Kamis (22/9/2022).

Kuntadi menjelaskan tersangka MHM yang dijuluki wanita emas ini diduga menerima aliran uang dari PT Waskita Beton Precast atas kontrak pengadaan fiktif material batu split sebesar Rp16.844.363.402.

Baca Juga: Selain Moeldoko, Nama Hasnaeni disebut Berminat Gantikan AHY Sebagai Ketum Demokrat

Awalnya sekitar September 2019, tersangka Hasnaeni selaku Dirut PT Misil Mulia Metrical (PT MMM) bertemu Jarot dan Agus Wantoro selaku mantan direktur pemasaran Waskita Beton Precast dengan dalih terlibat pembangunan jalan Tol Semarang-Demak. 

Untuk menawarkan pekerjaan pembangunan jalan Tol Semarang-Demak senilai Rp341.692.728.000, PT Waskita Beton Precast menyetorkan sejumlah uang kepada PT MMM. 

Selanjutnya, sebagai kelanjutan pembicaraan, pada 18 Desember 2019 ditandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) senilai Rp341.692.728.000, untuk pekerjaan konstruksi jalan tol Semarang-Demak yang ditandatangani Hasnaeni dan Agus.

Baca Juga: Karangan Bunga untuk Anies dari Wanita Emas Soal Banjir

Atas permintaan Hasnaeni, Jarot dan Agus menyanggupi untuk menyediakan sejumlah dana. Kemudian Hasnaeni, memerintahkan MF selaku Manager Operasional PT MMM untuk membuat administrasi penagihan fiktif yang diajukan kepada PT Waskita Beton Precast, Tbk. 

Pada 25 Februari 2020, PT Waskita Beton Precast mentransfer uang sejumlah Rp16.844.363.402 ke rekening PT MMM pada Bank Mandiri KCP Jakarta Angkasa.

 

Uang yang telah ditransfer ke rekening PT MMM tersebut sedianya dipergunakan untuk membayar setoran modal ke konsorsium PT Pembangunan Perumahan Semarang-Demak akan tetapi ternyata uang tersebut digunakan secara pribadi oleh tersangka Hasnaeni. 

Atas perbuatannya ketiga tersangka dijerat Pasal 2 ayat 1 juncto Pasal 18 UU 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU 20 Tahun 2001 juncto UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP subsider Pasal 3 juncto Pasal 18 UU Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Baca Juga: Wanita Emas Bagi-Bagi Uang pada Korban Banjir, Langsung Diamankan Petugas

Sebelumnya, tim penyidik menetapkan empat orang tersangka. Mereka adalah Agus Wantoro selaku pensiunan Waskita Beton Precast sekaligus mantan Direktur Pemasaran Waskita Beton Precast. Lalu, Agus Prihamono selaku mantan General Manager Pemasaran Waskita Beton Precast. Kemudian, Benny Prastowo dan Anugrianto.
 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU