Hacker Sindir Bjorka vs Pemerintah: Allah Tidak akan Mengubah Nasib Suatu Kaum Kecuali...
Peristiwa | 19 September 2022, 05:43 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus peretasan data oleh Bjorka mendapat perhatian serius dari pemerintah dan warganet. Tak hanya itu, para hacker di Breach forums juga turut memberikan pernyataan atas drama perburuan Bjorka.
Salah satunya Lavi, hacker dan administrator Breach Forum dengan status elite user. Pada 15 September 2022 lalu, ia membagikan pernyataan unofficial yang mengatasnamakan forum itu.
Lavi dan anggota lain mengaku kesal, karena sejak kasus peretasan oleh Bjorka, banyak warga Indonesia mendaftar ke Breach Forums, lalu menebar spam dan tak mentaati aturan.
"Sebagian besar member merasa sudah cukup dengan masuknya member Indonesia yang membawa spam dan melanggar aturan. Dalam obrolan, banyak hacker mengatakan bakal membatalkan rencana transaksi dengan warga Indonesia," ujar Lavi.
"Kami anggota Breach forums tidak mendukung atau memaklumi apa yang dilakukan Bjorka. Kami mengalami kesulitan, permainannya dengan pemerintah Indonesia membuat kami terpaksa menonaktifkan sementara pendaftaran untuk anggota baru, karena harus berjuang setiap hari dengan pesan spam," imbuhnya.
Baca Juga: MAH yang Jual Kanal Telegram ke Bjorka Tak Jago Bahasa Inggris, Transaksi Pakai Google Translate
Lavi lantas menegaskan, jika Indonesia ingin berbenah, maka harus mandiri.
"Kami bukan tentara atau detektif swasta Anda," ujarnya.
Di akhir pernyataan, admin forum hacker itu menyematkan potongan Al-Quran Surat Ar-Ra'd ayat 11, yang berbunyi:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."
Baca Juga: Jebol Lagi Jebol Lagi: Kali Ini Data Pertamina, Pelaku Hacker Desorden, Bukan Bjorka
Terlepas dari itu, hingga kini pemerintah telah menetapkan satu tersangka dalam kasus Bjorka, yakni MAH, 21 tahun, asal Madiun, pada Jumat (16/9).
Pemuda dengan profesi penjual es itu terbukti menyediakan kanal Telegram untuk Bjorka dengan imbalan 100 dolar AS.
Kendati sudah mendapatkan tersangka, pemerintah masih terus memburu aktor utama dalam kasus peretasan oleh Bjorka, melalui tim khusus yang dibentuk sejak Senin (12/9), melibatkan BIN, BSSN, Kominfo dan Polri.
Baca Juga: Selain Pertamina, Desorden Pernah Hack Acer & Hotel, Minta Tebusan Rp13,5 Miliar
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV