Survei Indikator: Kepuasan Publik atas Kinerja Jokowi Anjlok, Buntut Harga BBM Naik
Peristiwa | 18 September 2022, 18:35 WIB"Pak Jokowi cukup cerdik melakukan kebijakan yang tidak populer di saat approval rating-nya sedang tinggi yakni di bulan Agustus 72,3 persen."
"Karena ini keputusan yang tentu tidak menyenangkan banyak pihak. Tetapi, ketika tidak dilakukan di saat approval rating Presiden sedang tinggi-tingginya, dampaknya setidaknya tidak sampai di bawah 50 persen, karena kalau sampai di bawah 50 persen, itu alarming. Ini kan masih di atas 60 persen," ungkapnya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 5-10 September 2022 atau dilakukan dua hari setelah kenaikan harga BBM diumumkan oleh pemerintah, dengan melibatkan 1.215 responden.
Populasi survei adalah WNI berusia 17 tahun ke atas atau yang sudah menikah dan memiliki telepon.
Pemilihan sampel dilakukan melalui random digit dialing (RDD) atau secara acak nomor telepon.
Sedangkan ambang batas kesalahan survei ini plus-minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menaikkan harga BBM pada 3 September 2022 lalu.
Adapun alasan utamanya adalah pembengkakan beban keuangan negara sebagai respons atas kenaikan harga minyak dunia.
Presiden juga mengungkap bahwa sebagian besar subsidi BBM tersebut tidak tepat sasaran.
Baca Juga: Angkat Bicara Soal Kenaikan Harga BBM, Megawati: Pemerintah Tak Asal-asalan Naikkan Harga BBM
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV