Bripka RR Ternyata Sita Senjata Brigadir J di Magelang karena Khawatir Kuat Maruf Ditembak
Hukum | 14 September 2022, 20:51 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Brigadir Kepala Ricky Rizal alias Bripka RR ternyata sempat menyita senjata api milik Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah Ferdy Sambo yang berada di Magelang, Jawa Tengah.
Pengacara Bripka RR, Erman Umar, mengungkapkan alasan kliennya Bripka RR menyita senjata api milik Brigadir J tersebut.
Baca Juga: Selain Kemensesneg, Kamaruddin Ungkap Ferdy Sambo Manfaatkan Ketua Komisi DPR Lobi Menteri Eks Polri
Menurut dia, hal itu dilakukan Bripka RR karena khawatir Brigadir J menembak Kuat Ma'ruf selaku asisten rumah tangga Ferdy Sambo.
Sebab, Brigadir J dan Kuat Maruf sempat terlibat pertengkaran di Magelang. Bahkan, Kuat Maruf sempat mengancam Brigadir J menggunakan pisau saat terjadi selisih paham tersebut.
"Dia (Ricky) berinisiatif jangan sampai terjadi si KM (Kuat Maruf) sudah bawa pisau (ditembak), jangan-jangan sakit hati J berantemlah mereka terjadilah penembakan," kata Erman dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (14/9/2022).
Setelah disita, Erman melanjutkan, senjata Brigadir J kemudian disimpan Bripka RR di kamar anaknya Ferdy Sambo yang berada di lantai atas.
Baca Juga: Bripka RR Merasa Lebih Lega Setelah Ubah Keterangan Lawan Skenario Ferdy Sambo soal Kasus Brigadir J
Menurut Erman, tindakan itu dilakukan Bripka RR karena inisiatif pribadi untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
"Dia berinisiatif ambil senjata si J, simpan di kamarnya anaknya Sambo, di (lantai) atas," ucap Erman.
Erman menjelaskan keterangan Bripka RR mengenai kejadian ini sudah dibuktikan melalui tes poligraf yang dilakukan penyidik dengan menggunakan lie detector beberapa waktu lalu.
"Itu inisiatifnya dan itu terlacak waktu pemeriksaan dengan lie detector. Itu pertanyaan inti disana," ucap Erman.
Seperti diketahui, Bripka Ricky Rizal sebelumnya mengaku melihat asisten rumah tangga Irjen Ferdy Sambo, Kuat Maruf bertengkar dengan Brigadir J di Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Bripka RR Mengaku akan Turunkan Brigadir J di Rest Area Jika Tahu Ferdy Sambo Rencanakan Pembunuhan
Bripka RR melalui kuasa hukumnya Erman Umar, mengatakan tidak mengetahui jelas penyebab keduanya bertengkar.
"Yang saya (Bripka Ricky Rizal) tahu hanya kayak pertengkaran Kuat sama Yosua. Dan apakah ada di balik itu saya nggak tahu," kata Erman kepada wartawan, Kamis (8/9/2022).
Erman menuturkan bahwa pertengkaran tersebut lantaran Kuat Maruf pernah memergoki Brigadir J mengendap naik turun tangga di Magelang.
Namun, Erman mengatakan kliennya tidak mengetahui apakah hal itu terkait pelecehan seksual atau tidak.
"Karena kesannya Kuat, si Yosua pernah dia lihat kayak ngendap naik turun tangga, ditanya ada apa, dia lari," ujar Erman.
"Jadi, menimbulkan pemikiran yang negatif tapi tidak tahu, apakah ada pelecehan, kita tidak tahu, si anu tidak tahu."
Baca Juga: Pemeriksaan 3 Tersangka Kasus Brigadir J oleh Polres Jaksel Cuma Formalitas, Jawaban Sudah Disiapkan
Saat insiden itu, Bripka Ricky Rizal dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E tak ada di lokasi karena sedang mengantar anaknya Ferdy Sambo ke sekolah Taruna Nusantara.
Namun saat di tengah jalan, Bharada E mendapatkan telepon dari Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi untuk segera pulang.
"Si Richard yang ditelepon. Balik mereka, pas balik dilihat di lantai satu, enggak ada orang. Naik ke atas ketemu Kuat Maruf dalam keadaan tegang, kayak ngamuk ditanya ada apa? dibilang 'itu enggak tahu si Yosua'," ujar dia.
Saat itu, kata Erman, asisten Putri Chandrawati yang bernama Susi juga ada di lokasi. Dia melihat majikannya menangis di kamarnya.
Baca Juga: Usai Bunuh Brigadir J, Ferdy Sambo Briefing Bharada E, Bripka Ricky, dan Kuat Maruf di Kantor Provos
Di saat yang bersamaan, Brigadir J pun berupaya untuk menemui Putri di dalam kamar namun ditahan oleh Kuat Maruf yang menggunakan pisau.
"Terus si Yosua masih berupaya lagi mau ketemu sama ibu. Ditahan pakai pisau oleh si Pak Kuat. Itu diceritain, akhirnya kan si RR ini jadi bingung. Jadi enggak tahu lah," ucap Erman.
Tak lama setelah itu, Bripka Ricky pun menemui Putri Chandrawati di dalam kamar yang ternyata saat itu sedang berbaring.
Kepada Bripka RR, Putri Candrawathi meminta agar Bripka Ricky memanggil Brigadir J.
"Dia (Bripka RR) melihat ibu di kamar sedang berbaring," ucap Erman.
Saat ditanya oleh Bripka Ricky mengenai kondisinya, kata Erman Putri Candrawathi justru menanyakan Brigadir J dan meminta dipanggilkan.
Baca Juga: Polda Metro Respons Pemecatan AKBP Jerry Siagian karena Kasus Brigadir J: Siap Beri Bantuan Hukum
"Dia (Putri) tanya ‘mana Yosua’, dipanggillah ke bawah, dipanggil ke bawah, sambil Bripka Ricky nanya ‘ada apa Yosua?’, ‘ya nggak tau tuh’ 'dia marah-marah, ga tau tuh om Kuat kok marah-marah sama saya’," ujar Erman.
"Akhirnya, dia naik lah berdua ke atas. Si Yosua masuk kamar, duduk. Ibunya berbaring setengah dua baring bantal. Tapi si RR nggak nungguin. Dia balik, sambil nunggu di luar takutnya kejadian apa-apa. Itu aja. Dia (Bripka RR) enggak denger pembicaraan mereka."
Lebih lanjut, Erman menuturkan Bripka RR sempat kembali menanyakan peristiwa yang sebenarnya terjadi kepada Brigadir J seusai keluar kamar Putri Candrawathi. Namun, dijawab oleh Brigadir J tidak ada masalah apa-apa.
"Dia (Brigadir J) turun lalu ditanya lagi, ‘Yosua ada apa sih?’. Tadi kan kalau pertama dia bilang si Kuat marah-marah enggak karuan. Kalau sekarang ditanya ‘udah gak ada apa-apa kok bang’. Nah jadi selama di Magelang enggak mendapatkan informasi tentang itu," kata Erman.
Baca Juga: Ketika Ketua Komnas HAM Dituduh Terima Uang di Kasus Brigadir J: Saya Tak akan Membantah, untuk Apa?
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada
Sumber : Tribunnews.com