Ahli Digital Forensik: Data yang Bocor Bukan Menyerang BIN atau Presiden tetapi Kominfo
Politik | 11 September 2022, 01:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Peretasan data yang diklaim berisi surat Presiden Joko Widodo yang diungkap akun Bjorka di forum Breached bukan menyasar kepada Presiden maupun Badan Intelijen Negara (BIN).
Ahli Digital Forensik Ruby Alamsyah menilai peretasan tersebut untuk menyadarkan Kominfo terkait kerentanan keamanan siber.
Menurutnya, sebelum data yang diklaim berisi surat rahasia Presiden Jokowi dibocorkan di forum Breached, pelaku sudah pernah menjual data pribadi yang berhasil diretas.
Baca Juga: 1,3 Miliar Data Pengguna Kartu SIM Ponsel Bocor, Menkominfo: Kita Bisa Jaga Agar Tak Diterobos!
Namun Kominfo beranggapan data tersebut tidak valid dan menyatakan Bjorka berbohong.
Hal ini membuat pelaku mengeluarkan identitasnya dengan mengunggah sebuah sinyal bahwa dirinya bisa meretas data lain yang berkelas dan berkualitas untuk dijual.
"Ini terjadi karena kesalahan litigasi dari Kominfo dan kesalahan dari statement Kominfo, baik Dirjen maupun Pak Menteri. Kalau mau fair itu yang terjadi saat ini," ujarnya di program Kompas Petang KOMPAS TV, Sabtu (10/9/2022).
Lebih lanjut Ruby menjelaskan langkah pemerintah dalam mitigasi kebocoran data pribadi memang sangat kurang sehingga selalu melakukan kesalahan untuk mengatasinya.
Baca Juga: Johnny G Plate Diduga Kena Doxing Hacker Bjorka, Data Pribadinya Bocor Pas Ultah ke-66 Hari ini
Bahkan setiap instasi yang berkepentingan dan bertangung jawab terhadap kebocoran data pribadi tidak mau mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada masyarakat.
Hal ini membuat pelaku terus mencari data yang dapat diretas dan dijual di forum komunitas hacker dari instansi pemerintahan.
Salah satu dokuman yang sempat muncul di forum komunitas hacker yakni data peserta BPJS Kesehatan. Dalam dokumen tersebut terdapat nomor telepon, keluarga, gaji, email dan lainnya.
Baca Juga: Marak Kebocoran Data Pribadi, Cak Imin ke Menkominfo: Cari Pakar Teknologi!
Menurutnya data BPJS Kesehatan yang bocor tersebut rentang disalahgunakan untuk dijadikan calon korban kejahatan siber.
Seperti social engineering atau memanfaatkan data yang dapat untuk melakukan penipuan hingga menggunakan data tersebut untuk mengambil akun pribadi.
"Sebenarnya enggak semua sistem keamanan siber instasi pemerintah jelak, masih ada yang bagus. Tetapi cukup banyak data-data yang dianggap tidak teralu penting mudah diakses oleh pelaku, dibobol pelaku, akhirnya dijual," ujar Ruby.
Sebelumnya jagat maya bikin heboh lantaran Jumat (9/9) kemarin, sebuah akun di forum hacker, Bjorka, mengeklaim dirinya telah berhasil meretas ratusan ribu dokumen dan surat-surat. Ia menggunggah itu di situs breached.to.
Baca Juga: Menkominfo Tanggapi Ejekan Hacker Bjorka ke Kominfo: Jangan Ikut-ikut yang Seperti Itu!
Dalam unggahan itu, Bjorka klaim membocorkan surat-surat rahasia pemerintah, termasuk surat rahasia BIN untuk Presiden Jokowi.
Terkait hal ini, baik pihak Istana maupun BIN membantah telah terjadi kebocoran ini.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV