Tak Lagi Jadi Alternatif Berhenti Merokok, Vape Malah Jadi Cara Baru Remaja Kecanduan Nikotin
Kesehatan | 5 September 2022, 05:25 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menurut ahli, vape atau vaping sekarang justru menjadi cara baru bagi remaja untuk kecanduan nikotin, bukan untuk berhenti.
Pernyataan itu muncul setelah sebuah studi terbaru menunjukkan sejumlah besar remaja yang mencoba vaping sebelumnya malah tidak pernah merokok.
Dilansir dari Sky News, para peneliti dari Tobacco Free Research Institute Irlandia mengatakan proporsi anak berusia 16 dan 17 tahun yang telah mencoba rokok elektrik meningkat dari 23% pada 2014 menjadi 39% pada 2019.
Angka 39% remaja yang mengatakan telah mencoba rokok elektrik lebih tinggi dibandingkan dengan 32% remaja yang telah mencoba merokok.
Dan 68% dari mereka yang pernah mencoba rokok elektrik mengatakan mereka tidak pernah mencoba merokok.
Alasan utama yang diberikan remaja untuk mencoba rokok elektrik adalah rasa ingin tahu (66%) serta karena melihat teman-teman mereka vaping (29%).
Sementara itu, hanya 3% yang mengatakan vaping mereka gunakan untuk berhenti merokok.
Para peneliti juga mengatakan anak-anak yang orangtuanya perokok, 55% lebih mungkin mencoba rokok elektrik.
Baca Juga: Benarkah Vape Bikin Impoten? Begini Penjelasan dari Peneliti
Penelitian baru yang dipresentasikan pada Kongres Internasional Masyarakat Pernafasan Eropa di Barcelona, Spanyol, juga menemukan bahwa anak-anak ini 51% lebih mungkin untuk mencoba merokok.
Profesor Luke Clancy, Direktur Jenderal Institut tersebut mengatakan, "Kami telah menemukan peningkatan penggunaan rokok elektrik pada remaja Irlandia dan itu adalah pola yang muncul di tempat lain di dunia."
"Ada persepsi bahwa vaping adalah alternatif yang lebih baik untuk merokok, tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa ini tidak berlaku untuk remaja yang biasanya belum mencoba rokok elektrik sebelum rokok elektrik."
"Ini menunjukkan bahwa, untuk remaja, vaping adalah rute menuju kecanduan nikotin, bukan keluar dari itu," ujarnya.
Mengomentari penelitian ini, Profesor Jonathan Grigg, ketua Komite Pengendalian Tembakau Masyarakat Pernafasan Eropa, mengaku khawatir dengan angka yang ada.
"Temuan ini mengkhawatirkan, tidak hanya untuk remaja di Irlandia, tetapi untuk keluarga di seluruh dunia," katanya.
Awal tahun ini, laporan terpisah dari Action on Smoking and Health (ASH) menyimpulkan bahwa proporsi vaping anak-anak meningkat, dengan banyak dipengaruhi oleh situs media sosial seperti TikTok.
Meskipun ilegal menjual vape kepada anak di bawah 18 tahun, proporsi anak-anak berusia 11 hingga 17 tahun yang saat ini menggunakan vape telah melonjak dari 4% pada tahun 2020 menjadi 7% pada tahun 2022.
Baca Juga: Mengisap Vape Saat Puasa Ramadan, Bagaimana Hukumnya?
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV