Fakta-Fakta Foto Jenazah Brigadir J dari Komnas HAM, Satu Jam Usai Penembakan
Hukum | 2 September 2022, 08:55 WIBSelain itu, foto tersebut juga mendukung tentang penggunaan senjata dan peluru yang membuat Brigadir J terbunuh pada tanggal 8 Juli 2022 tersebut.
"Terdapat beberapa foto yang menunjukkan senjata yang digunakan dan peluru," tulis laporan itu.
Meski begitu, Komnas HAM tidak merinci dalam laporannya jenis tembakan seperti itu. Laporan itu menyebutkan, luka tembak.
"Dua luka tembak penyebab kematian, yakni luka tembak pada kepala dan luka pada dada sisi kanan. Tidak terdapat luka sayatan, jerat dan/atau luka lainnya pada tubuh jenazah selain yang diakibatkan oleh tembakan," tulis laporan itu.
Perkuat Obstruction of Justice, Foto Diambil Petugas TKP
Foto dari Brigadir J itu juga menunjukkan adanya konsolidasi TKP dan disebut adanya rekayasa atau obstruction of justice.
"Terdapat anggota Kepolisian yang diduga mengonsolidasikan Tempat Kejadian Perkara beberapa saat setelah peristiwa terjadi," tulis laporan.
Terpisah, dalam program Sapa Malam di Kompas TV, Ketua Komnas HAm Ahmad Taufan Damanaik mengatakan, foto tersebut semakin memperjelas bahwa tidak ada kejadian tembak menembak antara Brigadir J dengan Bharada E atau Richard Eliezer.
"Foto itu semakin memperjelas tidak ada tembak menembak antara Richard dan Yoshua karena kalau digambarkan ada tembak menembak, posisi jenazah tidak mungkin berada di lokasi yang kami perlihatkan," kata Taufan.
Baca Juga: Ini Isi Percakapan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Sofa Saat Rekonstruksi, Diungkap Komnas HAM
Kemungkinan Jejak Darah Dihilangkan
Selain itu, Taufan menjelaskan adanya kemungkinan jejak-jejak darah lain sudah dihilangkan karena posisi jenazah Brigadir J yang ditunjukkan melalui foto yang dirilis berbeda dari posisi yang dikatakan Bharada E saat melakukan penembakan.
"Ada genangan darah di sekitar leher dan kepala dari almarhum. Maka ada dugaan juga sebenarnya, jejak-jejak tertentu yang mungkin sudah dihilangkan," lanjutnya.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV