Mengenal Tari Isosolo, Pembuka Rangkaian Upacara Penurunan Bendera HUT ke-77 RI di Istana Sore Ini
Sosial | 17 Agustus 2022, 16:42 WIBPerahu-perahu itu nantinya dirapatkan kemudian diatasnya akan diletakkan papan atau kayu nibung yang ukurannya disesuaikan dengan badan perahu dan kapasitas peserta tarian.
Setelah itu perahu akan di hiasi dengan daun kelapa ataupun daun (khamea) yang biasa digunakan dalam tarian adat yang lebih dikenal dengan istilah “furing”.
“Penari isosolo dilengkapi dengan pakai adat masing-masing seperti Yonggoli (rok/rumbai-rumbai),, Manik-manik (Mori-mori), Noken (Holbhoi) dan Tifa (wakhu), Cawat (malo/ambela) dan beberapa properti ‘perang’ seperti busur panah.”
Masih dari sumber yang sama, Tarian Isosolo biasa dilakukan oleh ondofolo (kepala adat) beserta masyarakat kampung untuk mempersembahkan suatu hadiah kepada ondofolo lainnya.
Baca Juga: Pantauan Situasi Istana Negara Jelang Upacara Penurunan Bendera Merah Putih!
Saat ini, selain bentuk penghormatan terhadap ondoafi, Isosolo lebih dianggap sebagi pertunjukan seni kebanggan warga Sentani yang jadi salah satu atraksi populer di Festival Danau Sentani.
Tari Isosolo juga mempunyai peran sosial yang sangat besar terhadap kerukunan antar masyarakat.
Tarian ini menanamkan rasa saling menghargai, menghormati, membutuhkan satu sama lain, dan juga menjaga hubungan baik dilingkungan masyarakat sekitar danau sentani.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV