Jokowi Soal Subsidi BBM: Apakah Angka Rp502 Triliun Ini Masih Kuat Kita Pertahankan?
Peristiwa | 13 Agustus 2022, 05:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi bertemu pimpinan lembaga negara di Istana Negara, Jakarta pada Jumat (12/8/2022) malam.
“Kita berbicara mengenai krisis global yang berkaitan dengan krisis pangan, krisis energi, dan juga krisis keuangan," ungkap Jokowi dalam konferensi pers selepas acara.
"Kita sharing mengenai hal-hal berkaitan dengan domestik kita, baik yang berkaitan dengan pangan, energi, dan juga keuangan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta jajarannya waspada jika saja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tak kuat menanggung subsidi sektor energi.
Jokowi menyebut subsidi di sektor tersebut terbilang besar, seperti Pertalite, gas, listrik dan Pertamax yang telah menyentuh angka Rp502 Triliun.
"Tapi apakah angka Rp502 triliun ini masih terus kuat bisa kita pertahankan?” tanya Jokowi.
“Ya kalau bisa ya alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebani. Tapi kalau memang APBN tidak kuat bagaimana?" imbuhnya.
Adapun Jokowi menyebutkan sejumlah negara sudah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga dua kali lipat.
"Kan negara lain harga BBM-nya sudah Rp17 ribu, Rp18 ribu, sudah naik dua kali lipat semuanya. Ya memang harga ekonominya seperti itu,” tandasnya.
Baca Juga: Selamat! Pertamina Masuk 500 Perusahaan Terbaik Dunia, Peringkat 5 di Asia Tenggara
Sejumlah pihak yang hadir dalam pertemuan itu yakni Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ketua DPD La Nyalla Mattalitti.
Hadir pula Ketua BPK Isma Yatun, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Ketua Komisi Yudisial Mukti Fajar Nur Dewata, serta Ketua Mahkamah Agung M. Syarifuddin.
Adapun Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Baca Juga: Cegah APBN Jebol, Sri Mulyani Minta Pertamina Kendalikan Penyaluran BBM Subsidi
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV