> >

Mahfud MD: Kalau Ada Orang Mati Terbunuh di Rumah Pejabat Polri Tidak Dibuka, Negara akan Hancur

Hukum | 11 Agustus 2022, 12:42 WIB
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam) Mahfud MD memberi keterangan terkait penanganan kasus Brigadir J di gedung Kemenko Polhukam, Selasa (9/8/2022). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan atau Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menjadi perhatian pemerintah.

"Kasus pembunuhan Brigadir J sangat penting bagi pemerintah karena menyangkut kepercayaan kepada masyarakat terhadap Polri," kata Mahfud MD saat dialog dalam acara Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (10/8/2022).

Baca Juga: Sosok Kuat Maruf, Warga Sipil Tersangka Pembunuhan Brigadir J Ternyata Sopir Istri Ferdy Sambo

Mahfud menjelaskan bahwa Polri memiliki satuan kerja berjumlah ribuan. Dalam sehari, kata dia, ada lebih dari seribu pengamanan yang dilakukan di seluruh Indonesia.

Karenanya, jika ada satu kasus yang terjadi di kota besar, apalagi peristiwanya terjadi di rumah perwira tinggi atau Pati Polri dan tidak dibuka ke publik dan ditangani serius, maka negara akan hancur.

"Kalau ada orang mati terbunuh di rumah pejabat tinggi Polri dan tidak dibuka secara terang benderang, negara ini akan hancur," ujar Mahfud.

Baca Juga: Ketua RT Sebut Istri Ferdy Sambo Menangis Terus di Kamar saat Rumahnya Digeledah hingga 9 Jam

"Orang yang ribuan saja bisa diselesaikan, diamankan dengan baik. Lalu, ada satu kasus begini masa tidak bisa dibuka (diselesaikan)," kata Mahfud.

Lebih lanjut, Mahfud mengatakan Polri membutuhkan dukungan dari luar untuk mengatasi ranjau dalam masalah besar yang dihadapi institusinya.

Namun, Mahfud menolak mennggambarkan sebesar apa ranjau yang pada akhirnya membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi sampai 4 kali memperingatkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo.

“Saya ndak akan menerangkannya seberapa besarnya (ranjau di internal Polri), tapi semua orang merasakan,” ujar Mahfud.

Baca Juga: Mahfud MD Klaim Dapat Bocoran Motif Pembunuhan Brigadir J: Beda dari Spekulasi yang Muncul di Publik

“Semua orang merasakan itu, ada ranjau dari dalam, tentang masalah-masalah besar di Polri, itu kan banyak ranjau dalam, harus perlu dukungan dari luar.”

Terkait situasi tersebut, Mahfud membenarkan jika akhirnya Presiden Jokowi memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ke Istana.

Dalam pertemuan dengan Kapolri, Presiden Jokowi menegaskan kasus terbunuhnya Brigadir J harus diselesaikan secepat-cepatnya.

“Jadi hari Senin Pak Kapolri dipanggil, berdua (Bicara berdua dengan Presiden Jokowi), sesudah itu saya dipanggil bertiga dengan Pak Pramono Anung lah, gitu,” kata Mahfud.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Motif Pembunuhan Brigadir J Masih Spekulatif: Pelecehan hingga Perselingkuhan

“Ya bicara begitu, Pak Mahfud, sampaikan kepada masyarakat pemerintah itu percaya kepada Kapolri tapi harus cepat, makanya saya sampaikan pemerintah percaya kepada Kapolri tapi harus cepat.”

Mahfud mengatakan, penekanan itu diberikan agar penanganan kasus terbunuhnya Brigadir J tidak berlarut-larut.

“Maksudnya biar tidak berlarut-larut, tidak bertele-tele, biar segera diputus,” ujar Mahfud.

Baca Juga: Kompolnas: Ternyata Diduga Otak Pembunuhan Brigadir J Jenderal Bintang 2, Polisinya Polisi

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU