Singgung Harga BBM, Jokowi: Bayangkan kalau Pertalite Naik 100 Persen, Demonya akan Berapa Bulan?
Peristiwa | 5 Agustus 2022, 12:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dan membandingkannya dengan kenaikan harga BBM yang terjadi di sejumlah negara.
Isu ini disinggung Jokowi di tengah kebijakan pemerintah yang masih mempertahankan harga Pertalite di angka Rp7.650 per liter. Padahal, secara keekonomian, harga pertalite seharusnya sudah di angka Rp17.100 per liter.
Hal ini disampaikan Kepala Negara dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) seperti disiarkan kanal YouTube Kompas TV, Jumat (5/8/2022).
Mulanya, Jokowi mengingatkan bahwa saai ini semua negara tengah berada dalam keadaan yang sulit, di mana pertumbuhan ekonomi bukan hanya turun tapi anjlok.
"Pertumbuhan ekonominya turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Dunia saat ini sudah berada pada possisi yang mengerikan," kata Jokowi.
Dia mengungkapkan, Amerika Serikat, yang biasanya hanya mengalami inflasi 1 persen, saat ini inflasinya berada di posisi 9,1 persen.
Dampak inflasi tersebut, kata Jokowi, membuat harga BBM di Amerika Serikat mengalami kenaikan dua kali lipat. Pun begitu di negara-negara Eropa.
"Coba di negara kita bayangkan, kalau Pertalite naik Rp7.650 harga sekarang ini kemudian naik menjadi, harga yang bener adalah Rp17.100, demonya berapa bulan?" ujarnya.
Baca Juga: Harga Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite Kembali Naik Hari Ini
"Naik 10 persen saja demonya dulu 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan?"
Sebab itu, Jokowi menuturkan harga BBM inilah yang sedang dikendalikan pemerintah, yakni dengan cara memberikan subsidi.
Pasalnya, dia tidak ingin kenaikan harga bensin, ikut mengerek harga barang konsumsi lainnya.
"Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama, oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil, Rp502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menjelaskan apa yang sudah dilakukan pemerintah dalam rangka bersaing dengan negara-negara lain.
Menurut penjelasannya, fondasi dalam bersaing dengan negara lain harus ditata dan dibangun.
“Karena ke depan bukan negara besar mengalahkan negara kecil, bukan negara kaya mengalahkan negara miskin, bukan. Pertarungannya adalah kompetisinya adalah negara cepat akan mengalahkan negara yang lambat dan untuk cepat itu dibutuhkan fondasi-fondasi, inilah yang sedang kita kerjakan,” ungkapnya.
Baca Juga: PPP Beberkan 3 Tokoh yang Dapat Dukungan Presiden Jokowi Jelang Pilpres 2024
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV