BRIN Benarkan Serpihan Roket Tiongkok di Kalimantan Barat, Ini Penyebab dan Dampak Sampah Antariksa
Viral | 3 Agustus 2022, 05:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Beberapa waktu lalu, warganet dihebohkan dengan pancaran cahaya di langit yang bergerak bak meteor di langit Indonesia bagian barat, tepatnya di Lampung dan Kalimantan Barat, maupun di wilayah Malaysia.
Profesor Riset Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin membenarkan bahwa benda yang jatuh di salah satu lahan warga di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat itu merupakan sampah antariksa bekas roket Tiongkok yang diluncurkan pada Minggu (24/7/2022).
"Dari foto atau gambar yang beredar (di media sosial -red), itu adalah bagian dari pecahan roket yang jatuh, asalnya adalah roket peluncur modul stasiun antariksa Republik Rakyat Tiongkok (RRT), setelah mengirimkan modul stasiun antariksa tersebut kemudian menjadi sampah, ini diluncurkan pada 24 Juli 2022." kata Thomas di Kompas Malam Senin (1/8/2022).
Ia menerangkan, dari segi lokasi, Sanggau termasuk wilayah Indonesia yang berpotensi kejatuhan sampah antariksa tersebut.
Baca Juga: Sampah Antariksa Roket Tiongkok Jatuh di Indonesia, BRIN: Tak Bisa Diantisipasi
Pusat riset antariksa BRIN, kata Thomas, sudah memantau sampah antariksa itu sejak orbit terakhir menjelang kejatuhannya.
Periset antariksa juga telah memastikan bahwa orbit terakhir serpihan roket Tiongkok itu akan melintasi Indonesia dan akan jatuh di Samudera Hindia,
"Selama sekitar sepekan, sampah antariksa berupa badan roket ini mengorbit bumi yang makin lama ketinggiannya makin rendah karena hambatan udara, akhirnya pada Sabtu malam itu jatuh," ungkapnya.
Sebelumnya, Thomas memperkirakan, sampah antariksa berbobot sekitar 20 ton dan berukuran 30 meter tersebut jatuh di Samudera Hindia pada Sabtu (30/7/2022) pukul 23.45 WIB. Ia menyebut, sampah antariksa tersebut tidak berbahaya bagi biota laut di perairan itu.
Lantas, apa itu sampah antariksa?
Thomas menjelaskan, sampah antariksa merupakan bekas roket atau puing-puing roket yang sudah tidak berfungsi tetapi masih mengorbit atau mengelilingi bumi.
Melansir dari Kompas TV, contoh sampah antariksa adalah satelit yang sudah selesai masa kerjanya dan roket yang sudah selesai dalam mengorbitkan satelit. Tak hanya satelit dan roket mati, serpihan-serpihan dari benda-benda itu juga akan menjadi sampah antariksa.
Bahkan, sampah antariksa dalam bentuk serpihan ini lebih besar daripada roket atau satelit itu sendiri.
Penyebab sampah antariksa
Penyebab sampah antariksa bertebaran adalah karena ledakan yang diakibatkan oleh sisa bahan bakar di tangki roket atau satelit.
Penyebab lainnya yakni karena tabrakan roket atau satelit satu sama lain yang disengaja maupun tidak disengaja.
Baca Juga: BRIN Beri Penjelasan soal Serpihan Roket Tiongkok yang Jatuh di Kalimantan Barat
Dampak sampah antariksa
Sampah antariksa ini berpotensi mengganggu atau bahkan merusak satelit lain yang masih hidup. Meskipun ukuran sampah antariksa ini kecil, ia masih bisa menimbulkan kerugian yang besar.
Hal ini dikarenakan sampah antariksa memiliki kecepatan tujuh kilometer per detik untuk setiap lima kilogram sampah. Sehingga, sangat berbahaya apabila menabrak satelit buatan lain.
Jumlah sampah antariksa juga bertambah setiap hari. Banyaknya sampah antariksa ini artinya tabrakan antarbenda antariksa lebih sering terjadi.
Baca Juga: Dikira Meteor, Ternyata Serpihan Roket Milik China Jatuh di Wilayah Indonesia!
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV