> >

Lie Eng Hok, Perintis Kemerdekaan yang Pernah Jadi Tukang Tambal Sepatu dan Penjual Buku Bekas

Sosok | 2 Agustus 2022, 06:10 WIB
Nisan Lie Eng Hok. (Sumber: facebook Lie Eng Hok) 

Setelah pemberontakan dan dikenakan hukuman, kehidupan ekonomi Lie morat-marit. Karena tak mau bekerja sama dengan Belanda di Digul dia bekerja sebagai tukang tambal sepatu.

Harian Sin Po edisi 6 September 1930 memuat fotonya di pengungsian sebagai "tukang tambal sepatu" bersama U Pardede, bekas pemimpin redaksi Soeara Kita di Pematang Siantar.

Setelah bebas dari hukuman buang, Lie pulang ke Semarang, Jawa Tengah. Di sini dia merintis usaha toko buku bekas. 

Rupanya, usaha ini pun masih tak jauh dari urusan perjuangan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan. Saat menjadi pedagang buku bekas, Lie sering mendatangi rumah orang-orang Belanda untuk mencari buku yang akan dibeli.

Dari sini dia bisa melebarkan pertemanan sekaligus menyerap banyak informasi, yang kemudian dia bagikan kepada kawan-kawan seperjuangan. Tak jarang dia menjadi kurir untuk mereka yang hendak mengirimkan surat kepada sesama pejuang. Bahkan, dia juga sering mencarikan penginapan yang aman bagi kawan-kawanya agar terhindar dari incaran para tentara kolonial.

Baca Juga: Peristiwa Rengasdengklok Sebelum Kemerdekaan: Saling Bentak Soekarno dan Para Pemuda

Ketika meninggal dunia pada 27 Desember 1961, ia dimakamkan di pemakaman umum di Semarang. Kemudian 25 tahun kemudian, berdasarkan surat Pangdam IV/Diponegoro No. B/678/X/1986, kerangka Lie Eng Hok dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang. Dengan demikian, nama Lie yang semula tidak begitu dikenal, mendapatkan penghargaan sepantasnya.
 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU