> >

Peristiwa Rengasdengklok Sebelum Kemerdekaan: Saling Bentak Soekarno dan Para Pemuda

Peristiwa | 1 Agustus 2022, 06:10 WIB
Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam). Tampak dari kiri kekanan: GPH Djatikusumo, D Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. (Sumber: Kompas/JB Suratno)

Persinggahan di Rengasdengklok tidak berlangsung lama. Sebab pada sore harinya, Soekarni memberitahukan bahwa di Jakarta kondisi aman. 

Namun dalam perjalanan ke Jakarta, rombongan dikagetkan oleh langit memerah tanda ada yang terbakar. Soekarni berkata, "Bung, Rakyat sudah mulai berontak, membakar rumah-rumah orang Tionghoa. Lebih baik kita kembali ke Rengasdengklok."

Namun dugaan itu salah. Sebab, yang terjadi bukanlah bakar-bakar rumah orang Tionghoa, tapi petani yang membakar jerami.

Perjalanan terus melaju, bergegas kembali ke Jakarta.

Malam itu juga, pada pukul 10 malam, Soekarno dan Hatta menemui Laksamana Maeda di rumahnya. Sejumlah pejabat Jepang pun hadir di sana. Juga panitia persiapan kemerdekaan.

Di rumah itu, bersama Sayuti Melik naskah Proklamasi disusun. "Aku persilakan Bung Hatta menyusun teks ringkas sebab bahasanya kuanggap yang terbaik," kata Soekarno kepada Hatta di sebuah ruangan terpisah dari hadirian yang lain.

Hatta menjawab, "Kalau aku yang memikirkan, lebih baik Bung menuliskan aku yang mendiktekan," kata Hatta dijawab setuju yang hadir.

Kalimat pertama diambil dari akhir alinea ketiga rencana pembukaan UUD mengenai proklamasi. "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia."

Menurut Hatta, kalimat itu menyatakan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. 

Setelah teks selesai disusun, malam itu juga dibawa kepada panitia persiapan kemerdekaan ditambah dengan para pemuda serta pemimpin rakyat dan anggota Cuo Sang In (dewan pertimbangan pusat) yang berada di Jakarta.

Rapat pun berakhir pada pukul 03.00 dini hari jelang makan sahur.   

Baca Juga: Bacakan Teks Proklamasi yang Ditulis dan Dibaca Soekarno, Ini Kata Puan Maharani

Semua sepakat dan pembacaan teks akan dibacakan pada besoknya, 17 Agustus 1945 tepat hari Jumat pada pukul 10.00 pagi. Dan pada hari itu, menjadi hari paling bersejarah bagi Indonesia.

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU