Waspada Potensi Gempa dan Tsunami di Pesisir Selatan Jawa, Ini Penjelasan BMKG
Sosial | 31 Juli 2022, 12:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi ancaman gempa dan tsunami di pesisir selatan Jawa.
Menurut penjelasan Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono hal itu karena seluruh wilayah Selatan Jawa berhadapan dengan tsunami Megathrust Jawa.
"Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah-Jawa Barat, Banten-Selat Sunda, jadi semua kawasan selatan Jawa itu semuanya rawan tsunami," kata Daryono dalam Program Kompas Petang KOMPAS TV, Sabtu (30/7/2022).
Peringatan ini disebut Daryono berdasar pada kajian ahli dan pakar kegempaan.
BMKG mendorong dengan adanya peringatan itu, mulai dari pemerintah hingga masyarakat dapat melakukan persiapan dan langkah mitigasi terkait apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
Lebih lanjut, Daryono menjelaskan, terkait ancaman di Pesisir Selatan Jawa Tengah terutama di daerah Cilacap yang merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.
Ia menyebut berdasar kajian ahli di kawasan tersebut bisa menimbulkan gempa kuat yang diprediksi mencapai magnitudo 8,7.
Baca Juga: Potensi Gempa M8,7 dan Tsunami 10 Meter di Cilacap, Kepala BMKG Sebut Bukan Ramalan tapi Kajian
Daryono menyebut bahwa ancaman tersebut masuk dalam segmen megathrust Jawa Tengah dan Jawa Barat.
"Karena di sini terdapat sumber gempa potensial zona megathrust di mana terdapat bidang kontak antara lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa," jelasnya.
Selain diprediksi memiliki gempa kuat, dari aspek historis ia juga menyebut di Selatan Jawa telah terjadi delapan kali tsunami.
"Ini merupakan kawasan aktif dari aspek sumber sudah diketahui bahwa ada penujaman lempeng. Kemudian dari aspek historis di selatan Jawa itu sudah terjadi 8 kali tsunami," imbuhnya.
Meski begitu, berdasar catatan BMKG di pesisir selatan Jawa Tengah belum terjadi aktivitas gempa dengan magnitudo lebih dari tujuh karena masih berkisar di angka 5.
Kendati demikian, aktifnya segmen megathrust di selatan Jawa khususnya segmen Jateng-Jabar menjadi pengingat semua pihak untuk terus melakukan mitigasi yang konkret.
"Catatan terkini aktivitas gempa di selatan Jawa aktif dan ini yang menjadikan kita semua bahwa pesan mitigasi penting untuk dilakukan bagi warga Cilacap dan sekitarnya agar melakukan mitigasi konkret," ujar Daryono.
Oleh sebab itu, BMKG lebih lanjut melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat mulai dari pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) cara merespons peringatan, pembuatan jalur evakuasi, hingga imbauan pembangunan rumah tahan gempa.
Terlebih Daryono menerangkan, gempa itu sebenarnya tidak melukai.
Tetapi bangunan yang roboh itulah yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa mulai luka-luka hingga meninggal dunia.
Ia mengimbau masyarakat untuk membangun bangunan yang memiliki struktur kuat di wilayah tersebut, salah satunya dengan struktur rangka besi yang standar.
"Jika belum mampu membangun rumah standar tahan gempa, sebaiknya masyarakat membangun rumah dengan bahan ringan seperti kayu. Sebab yang tidak boleh itu membangun bangunan tembok asal bangun yang kualitasnya jika digoyang gempa tidak tahan dan menyebabkan roboh," terangnya.
Tak hanya soal bangunan, masyarakat juga didorong untuk mampu melakukan evakuasi mandiri.
Salah satunya, jika terdapat guncangan gempa kuat dan mengayun-ayun lama itu pertanda akan terjadi tsunami.
Terkait peringatan potensi ini, BMKG meminta masyarakat untuk tidak takut, cemas, dan khawatir.
Melainkan agar lebih mengedepankan mitigasi atau pengurangan risiko bencana.
"Gempa tidak bisa diprediksi kapan datangnya tapi yang pasti potensi itu ada sehingga di dalam ketidakpastian kapan itu terjadi kita masih punya waktu untuk melakukan mitigasi konkret," pungkasnya.
Baca Juga: Ingatkan Potensi Gempa dan Tsunami di Pesisir Selatan Jawa, BMKG: Waspada!
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV