> >

Sejarah Malam 1 Suro, Berikut Tradisi Perayaannya di Yogyakarta dan Solo

Peristiwa | 29 Juli 2022, 09:39 WIB
Kirab malam 1 Suro. Berikut sejarah serta tradisi perayaannya di Yogyakarta dan Solo (Sumber: Tribunnews.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV — Malam 1 Suro di wilayah Jawa identik dengan sebuah perayaan berupa ritual tradisi iring-iringan masyarakat atau kirab, kenduri, hingga macapatan.

Tanggal 1 Suro jatuh bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Islam. Pada tahun 2022, malam 1 Suro jatuh pada Jumat, 29 Juli 2022.

Awal dari afiliasi antara kalender Jawa dan kalender Islam itu konon untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa.

Untuk diketahui, 1 Suro ialah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro.

1 Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib, hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam.

Masyarakat Jawa memiliki banyak pandangan tentang 1 Suro salah satunya, dianggap keramat terlebih bila jatuh pada Jumat Legi.
 
Bahkan, sebagian masyarakat meyakini pada malam 1 Suro dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Mubeng Beteng di Yogyakarta, Sarana Introspeksi Diri Saat Malam 1 Suro

Lantas, bagaimana sejarah awal mula perayaan malam 1 Suro? Berikut KOMPAS.TV rangkum dari laman petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id.

Kalender Jawa yang mengacu pada penanggalan hijriah atau kalender Islam diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo pertama kali sekitar tahun 1940.

Saat itu, Sultan Agung menginginkan adanya persatuan rakyat untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk menyatukan Pulau Jawa.

Oleh karena itu, dia ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan keyakinan agama. Demi menyatukan kelompok santri dan abangan, kemudian setiap hari Jumat Legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat.

Tak hanya laporan, seluruh yang berkumpul pun melakukan pengajian bersama para penghulu kabupaten, melakukan ziarah kubur, dan haul ke makam Ngampel dan Giri.

Lantaran 1 Muharram atau 1 Suro saat itu jatuh pada Jumat Legi, akibatnya hari tersebut ikut dikeramatkan. Bahkan, sebagian orang menganggap akan terjadi kesialan jika hari tersebut dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal selain mengaji, ziarah, dan haul.

Beberapa daerah di Jawa merupakan tempat berlangsungnya perayaan malam 1 Suro, di antaranya, Yogyakarta dan Solo.

Perayaan Malam 1 Suro di Yogyakarta

Berbeda dengan perayaan di Solo, di Yogyakarta, perayaan malam 1 Suro biasanya selalu identik dengan membawa keris, gunungan, dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan kirab.

Selain itu, ada tradisi mubeng beteng di Yogyakarta. Dalam acara itu, para abdi dalem dan masyarakat umum melakukan tapa bisu atau mengunci mulut dengan tidak mengeluarkan kata-kata selama ritual.

Hal tersebut dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri dan introspeksi atas apa yang dilakoni selama setahun ke belakang guna menghadapi tahun baru di esok pagi.

Perayaan Malam 1 Suro di Solo

Perayaan malam 1 Suro di Solo identik dengan melakukan kirab kebo (kerbau) bule yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Kerbau yang mengikuti kirab bukan kerbau biasa. Melainkan, Kebo Bule Kyai Slamet.

Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas (RM) Said, leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II, sejak istananya masih di Kartasura, sekitar 10 kilometer arah barat keraton yang sekarang.

Menurut seorang pujangga kenamaan Keraton Kasunanan Surakarta, Yosodipuro, leluhur kerbau dengan warna kulit yang khas, yaitu bule (putih agak kemerah-merahan) itu, merupakan hadiah dari Kyai Hasan Beshari Tegalsari Ponorogo kepada Paku Buwono II.

Saat itu, kebo bule diperuntukkan sebagai cucuk lampah (pengawal) dari sebuah pusaka keraton yang bernama Kyai Slamet saat beliau pulang dari mengungsi di Pondok Tegalsari ketika terjadi pemberontakan pecinan yang membakar Istana Kartasura.

Baca Juga: Resep Bubur Suro Khas Tahun Baru Islam 1 Muharram 2022 dan Cara Membuatnya

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Kemdikbud


TERBARU