7 Fakta Sepak Terjang Kopda Muslimin, Dalang Penembakan Istri Berakhir Tewas Tenggak Racun
Peristiwa | 29 Juli 2022, 08:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus Kopral Dua atau Kopda Muslimin, anggota TNI yang menjadi dalang penembakan istri menjadi perhatian masyarakat Indonesia beberapa hari terakhir.
Kopda Muslimin disebut merekrut pembunuh bayaran untuk menembak sang istri, diduga dengan motif agar bisa hidup bersama perempuan lain.
Setelah menjadi buronan kepolisian, Kopda Muslimin justru ditemukan meninggal dunia di rumah orang tuanya.
Berikut fakta-fakta kasus Kopda Muslimin yang dirangkum KOMPAS TV, Jumat (29/7/2022).
Baca Juga: Tersangka Penembakan Istri, Kopda Muslimin Ditemukan Meninggal Dunia Karena Keracunan
1. Dalang penembakan istri
Aksi penembakan yang dilakukan oleh lima orang kepada seorang perempuan bernama Rina Wulandari (32) terjadi pada Senin (18/7/2022).
Lima orang pelaku tersebut adalah Sugiono alias Babi (34), Ponco Aji Nugraha (26), Supriyono alias Sirun (45), Agus Santoso alias Gondrong (43) dan Dwi Sulistyo (37).
Lokasi penembakan itu terjadi di sebuah perumahan Jalan Cemara III, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengatakan dalang penembakan itu tidak lain adalah suami Rina Wulandari, Kopda Muslimin.
"Motifnya karena Kopda Muslimin punya pacar lagi," ujar Luthfi, Senin (25/7/2022).
Akibat kejadian itu, Rina Wulandari menderita luka tembak di bagian perutnya dan kini sedang menjalani perawatan intensif.
2. Empat kali coba bunuh istri
Menurut keterangan Luthfi, Kopda Muslimin sudah empat kali mencoba membunuh istrinya sendiri.
Dalam satu bulan lalu, diduga Muslimin sudah empat kali memerintahkan pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa istrinya.
"Sudah sekitar 1 bulan lalu suami korban memerintahkan dengan target menewaskan istrinya," ujarnya.
Percobaan pembunuhan pertama dilakukan dengan cara meracuni korban. Karena gagal, Muslimin lantas mencoba menyantetnya, merampok dan terakhir menembak.
Baca Juga: Kisah Gugurnya Tiga Penerbang Muda Jadi Penanda Hari Bakti TNI AU Hari Ini
3. Jadi buronan
Kopda Muslimin sempat menjadi buronan Tim gabungan dari Polda Jawa Tengah, Kodam IV/Diponegoro dan Mabes TNI.
Dalam pengejaran ini, Kodam IV/Diponegoro juga didukung personel Mabes TNI AD, untuk melacak keberadaan Kopda Muslimin, jika melarikan diri ke luar Jawa Tengah.
KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman memerintahkan agar kasus Kopda Muslimin diungkap secara transparan.
4. Bayar pembunuh pakai uang mertua
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, Kopda Muslimin membayar para pembunuh itu senilai Rp120 juta.
Irwan mengungkap, uang itu diperoleh Muslimin dari mertuanya dengan dalih untuk membayar perawatan rumah sakit Rina Wulandari yang menderita luka tembak.
"Jadi, salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya untuk biaya rumah sakit," kata Irwan, Rabu (27/7/2022).
Tak puas, pegawai rumah itu lagi-lagi diperintahkan untuk meminta uang Rp90 juta kepada mertua Kopda Muslimin dengan alasan menambah biaya perawatan.
Padahal uang tersebut rencananya digunakan untuk modal pelariannya.
5. Pacar Kopda Muslimin ogah diajak lari
Usai kejadian tersebut, Kopda Muslimin harus patah hati karena pacarnya yang berinisal W ternyata ogah diajak kabur bersama.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengatakan, pacar Kopda Muslimin sudah bersaksi kepada polisi terkait cinta segitiga mereka.
"Sudah diajak lari, namun W tidak mau," ujar Luthfi.
Baca Juga: Proses Pemakaman Kopda Muslimin Usai Ditemukan Meninggal, Diantar Rekan Sesama TNI
6. Meninggal di rumah orang tua
Pada Kamis (28/7/2022) pagi, Kopda Muslimin dktemukan meninggal di rumah orang tuanya di daerah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng).
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Lutfi menyebut pada pukul 05.30, Kopda Muslimin sempat datang ke rumah orang tuanya untuk meminta maaf.
Tak berselang lama Kopda Muslimin mengalami muntah-muntah, dan meninggal dunia pada 07.00 WIB.
7. Diduga menenggak racun
Hasil autopsi jenazah Kopda Muslimin terbukti tidak ditemukan luka akibat kekerasan fisik baik benda tajam maupun tumpul.
Komandan Pomdam IV Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Budi mengungkapkan, Kopda Muslimin meninggal karena keracunan.
"Hasil autopsi tidak menemukan luka akibat kekerasan, diduga karena keracunan," jelasnya di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, Jawa Tengah.
Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV