> >

Milad ke-47 Hari Ini, Profil dan Sejarah Berdirinya MUI, TNI-Polri Juga Ikut Terlibat

Agama | 26 Juli 2022, 10:30 WIB
Ilustrasi Kantor MUI. MUI akan gelar milad ke 47. Inilah sejarah dan profil MUI(Sumber: Mu.or.id via kompas.com)

Sejarah berdirinya MUI lahir dari hasil pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air.

Di masa pendiriannya itu, berkumpul dua puluh enam pemimpin organisasi dan ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada masa itu.

Dari daftar itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti. Al Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al Ittihadiyyah.

Lantas, sisanya berasal dari ulama dari Dinas Rohani Islam Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI, serta 13 orang tokoh/cendekiawan yang merupakan tokoh perorangan.

Dari musyawarah tersebut, dihasilkan adalah sebuah kesepakatan untuk membentuk wadah tempat bermusyawarahnya para ulama, zuama dan cendekiawan muslim, yang tertuang dalam sebuah “Piagam Berdirinya MUI".

Piagam ini ditandatangani oleh seluruh peserta musyawarah yang kemudian disebut Musyawarah Nasional Ulama I.

Baca Juga: MUI Gelar Milad ke-47, Presiden Jokowi dan Wapres Dijadwalkan Hadir

Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka. Terjadi era pemerintahan Presiden Soeharto. 

MUI menyebut, dalam pendiriannya, energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani umat.

Dalam perjalanannya, Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk:

  • Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala;
  • Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa serta;
  • Menjadi penghubung antara ulama dan umaro (pemerintah) dan penterjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna mensukseskan pembangunan nasional;
  • Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

Baca Juga: Jejak dan Pengaruh Buya Hamka: Ulama dan Ahli Tafsir yang Sastrawan

Para Ketua MUI

  1. 1977 – 1981 Prof. Dr. Hamka
  2. 1981 – 1983 KH. Syukri Ghozali
  3. 1985 – 1998 KH. Hasan Basri
  4. 1998 – 2000 Prof. KH. Ali Yafie
  5. 2000 – 2014 KH. M. Sahal Mahfudz
  6. 2014 – 2015 Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin
  7. 2015 – 2020 Prof. Dr. KH. Ma`ruf Amin
  8. 2020 – Sekarang KH. Miftachul Akhyar

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/MUI.or.id


TERBARU