> >

Di Dukuh Atas, Ketika Bung Karno Dibuat Kesal oleh Friedrich Silaban

Peristiwa | 25 Juli 2022, 06:10 WIB
Para Remaja sedang beraksi di "Citayam Fashion Week" kawasan Dukuh Atas. (Sumber: Warta Kota -)

Namun, Silaban sang arsitek Masjid Istiqlal itu bergeming. Dia meyakinkan sahabatnya, bahwa kawasan Dukuh Atas tidak cocok untuk sarana olahraga.

“Sebagai daerah yang dibelah aliran Sungai Grogol, (kawasan Dukuh Atas) terdapat kendala lain yang terus-menerus setiap waktu dapat mengancam kelangsungan hidup stadion, yakni datangnya serangan banjir,” tulis Amin Rahayu dalam "Pesta Olahraga Asia (Asian Games IV) Tahun 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya" (2012), yang menjadi dasar argumen Silaban.

Akhirnya, Bung Karno mengurungkan ide Dukuh Atas. Sebagai gantinya, dibangun di kawasan Senayan hingga sekarang.

“Pada masa Senayan ditetapkan menjadi calon lokasi pusat kegiatan olahraga, kawasan tersebut masih merupakan perkampungan, di daerah penuh rawa, kebun luas serta pepohonan besar," tulis Julius Pour, mantan wartawan KOMPAS.

Menurut catatan kala itu, ada sekitar 60 ribu orang yang harus meninggalkan kampungnya untuk pembangunan kawasan olah raga termegah di Asia Tenggara itu. Mereka berasal dari empat kampung, yakni Kampung Senayan, Petunduan, Bendungan Udik, dan Pejompongan dengan luas keseluruhan mencapai 270 hektare, ada juga yang menyebut 360 hektar. Mereka pindah ke daerah Tebet. 

Baca Juga: Citayam Fashion Week Diusulkan Pindah ke Sarinah, Wagub DKI: Kita Tanya Menteri BUMN Boleh Enggak?

Kampung yang dulu dikenal karena banyak ditanami buah dan makanan khasnya yang enak, ketoprak sayur, kini berubah menjadi kawasan Senayan.

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU