> >

Misi Haji Indonesia Ketemu Malaysia di Makkah, Sama-sama Mengeluh Biaya Masyair dari Saudi

Agama | 22 Juli 2022, 05:59 WIB
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief (kanan) bersama Ketua Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman (kiri) memberikan keterangan pers di Mekkah, Kamis (21/7/2022) (Sumber: ANTARA/Desi Purnamawati)

MAKKAH, KOMPAS.TV - Misi haji Indonesia dan Malaysia bertemu di Makkah, Kamis waktu setempat (21/7/2022) dan berhasil mencapai beberapa kesepatan terkait pelaksanaan haji.

Kedua negara berpenduduk mayoritas muslim itu membahas beberapa hal terkait penyelenggaraan haji 2022.

Salah satu hal penting yang dibahas adalah kenaikan biaya akomodasi dan transportasi selama puncak haji (masyair) agar tidak lagi membebani jamaah.

Hal itu diungkap Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, yang menyebutkan, kedua negara negara berbagi informasi terkait layanan haji

"Kita mendiskusikan penyelenggaraan haji 2022, memperbincangkan proses pelaksanaan haji tahun ini, evaluasi, bertukar pikiran, bertukar pendapat, dan saling memberikan informasi terkait layanan haji," di Mekkah, Arab Saudi, Kamis malam dikutip Antara.

Pertemuan itu terjadi di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia Daerah Kerja Mekkah.

Misi haji Malaysia dalam pertemuan itu dipimpin Ketua Tabung Haji Malaysia Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman dan beberapa pejabat lainnya.

Arab Saudi sebelumnya menetapkan biaya masyair sekitar 1.800 riyal, tetapi biaya itu naik signifikan tahun ini menjadi 5.656 riyal (sekitar Rp22,6 juta).

Kenaikan tersebut diberlakukan pada negara-negara pengirim jamaah haji, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Kedua misi haji sepakat dengan adanya kenaikan biaya masyair, tetapi kenaikannya mesti sebanding dengan layanan.

"Kita evaluasi bersama dan sepakat (bahwa) biaya yang dibayarkan harus sebanding dengan layanan yang kita terima," kata Hilman.

Selain itu, kedua pihak juga mendiskusikan pendanaan haji jangka panjang, apakah biayanya akan naik atau turun.

Mereka berharap biaya yang dikeluarkan sepadan dengan layanan yang diterima dan tidak memberatkan jamaah.

Kedua pihak, kata Hilman, sepakat untuk membahas lebih terperinci soal biaya yang ditetapkan dan untuk keperluan apa saja.

Malaysia sendiri memberangkatkan 14.600 orang jemaah haji dari total kuota normal 31.000 dan Indonesia memberangkatkan 100.051 orang dari kuota normal 200.000.

Baca Juga: Politikus PKS: Pemerintah Harus Layangkan Surat Keberatan ke Arab Saudi soal Paket Masyair Haji

Baca Juga: Biaya Masyair Naik 300 Persen, Kemenag Kekurangan 1,5 Triliun

Misi Haji Malaysia soal Biaya Masyair

Hal senada disampaikan oleh Ketua Tabung Haji Malaysia Syed Saleh.

"Kita telah buat perbincangan awal terkait biaya haji. Kita sepakat untuk menindaklanjuti perbincangan ini tentang bagaimana menangani kenaikan biaya agar tidak membebani jemaah di masa mendatang," kata dia.

Terkait kenaikan biaya masyair, Syed Saleh mengaku bahwa layanan tahun ini lebih baik, tapi biaya itu mahal.

Dia menilai perlu diteliti lebih lanjut terkait kenaikan biaya masyair itu dan peruntukannya.

"Pengumuman haji tahun ini mendesak. Kita tidak banyak waktu untuk berdiskusi. Ke depan dengan waktu lebih panjang kita bisa berdiskusi terkait untuk apa saja yang diberikan terkait kenaikan biaya," kata Syed Saleh.

Kedua pihak berencana menggelar pertemuan lanjutan untuk menjajaki kerja sama agar pelayanan haji makin baik di masa mendatang.

Pertemuan itu juga dihadiri oleh Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Arsad Hidayat, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam, Kepala Daerah Kerja Mekkah Mukhammad Khanif dan pejabat lainnya.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU