BMKG: Cuaca Dingin Landa Indonesia Sepekan Terakhir, Jawa Timur Sentuh 17,5 Derajat Celcius
Peristiwa | 18 Juli 2022, 23:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut selama sepekan terakhir sebagian wilayah di Indonesia mengalami cuaca dingin, Senin (18/7/2022).
Prakirawan Cuaca BMKG Iqbal Fathoni mengatakan, cuaca dingin mayoritas terjadi di wilayah yang datarannya cukup tinggi.
Untuk wilayah Jawa cuaca menjadi lebih dingin di Citeko, Bogor. Terpantau suhu terendahnya sebesar 16 hingga 17 derajat celcius begitu juga di Bandung.
Baca Juga: Cuaca Dingin Landa Sejumlah Wilayah di Indonesia, Ini Penjelasan BMKG
"Wilayah lainnya juga ada di Jawa Timur pernah juga sampai ke 17,5 derajat. Provinsi lain di Sumatera di Pandang Panjang pernah mencapai 18-18,4 derajat, di sekitar Manado tanggal 14 kemarin sampai di 19,3 derajat," tuturnya dikutip dari Kompas.com, Senin.
Selain itu Nusa Tenggara Timur (NTT) bagian utara sekitar Ruteng, Manggarai mencapai suhu sekitar 15 derajat Celcius.
Kemudian wilayah Wamena maupun Enarotali di Papua suhu terendah sekitar 15 hingga 16 derajat Celcius.
Pada tahun ini BMKG memperkirakan sebanyak 52,9 persen wilayah Indonesia mencapai puncak musim kemarau pada Agustus mendatang.
Beberapa wilayah diprediksi mengalami suhu relatif rendah. Wilayah tersebut di antaranya Jawa, Bali, Nusa Tenggara, maupun Papua yang posisinya lebih dekat dengan Australia.
Baca Juga: BMKG: Waspada Hujan Lebat Sepekan Ke Depan untuk Wilayah Tengah ke Timur!
Puncak Musim Kemarau Sebabkan Sebagian Wilayah Indonesia Dingin
BMKG menjelaskan cuaca dingin yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia merupakan salah satu fenomena dari puncak musim kemarau.
Puncak musim kemarau umumnya terjadi antara Juli-Agustus. Dalam masa-masa ini, terjadi penurunan suhu karena kandungan uap air yang sedikit di atmosfer.
"Tutupan awan yang tidak signifikan selama beberapa hari ini menyebabkan radiasi energi yang dilepaskan ke Bumi tidak lama tersimpan," jelas Iqbal.
Sehingga suhu udara ketika malam hari maupun dini hari relatif lebih rendah ketimbang saat musim hujan atau saat peralihan.
Tak hanya itu, wilayah Australia yang berada pada musim dingin pada Juli-Agustus juga turut memengaruhi.
Penulis : Danang Suryo Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas.com