Menkes Telusuri Sumber Penularan Subvarian Omicron BA.2.75 di Indonesia
Update | 18 Juli 2022, 17:53 WIBDante menjelaskan, tiga kasus tersebut dideteksi seminggu yang lalu berdasarkan hasil penelitian genome sequencing dari seluruh pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Temuan tersebut, kata Dante, telah dilaporkan Indonesia melalui platform berbagi informasi dan data virus influenza di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) untuk diteliti bersama negara-negara di dunia.
Dilansir dari Kompas.com, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove menjelaskan, pihaknya mengalami kesulitan untuk melacak subvarian Omicron BA.2.75 lantaran berkurangnya pengawasan Covid-19 di dunia.
"Kemampuan kami untuk melacak varian bergantung pada pengawasan virus, pengujian yang sedang berlangsung, dan urutan yang dilakukan dan dibagikan, sehingga para ilmuwan di seluruh dunia dapat mengaksesnya," jelasnya.
Baca Juga: Menkes Ungkap Prediksi Puncak Covid-19 Subvarian B.A4 dan B.A5
"Dan kemampuan kami untuk melacak virus Covid berkurang karena pengawasan telah berkurang secara signifikan secara global," pungkasnya.
WHO juga mengungkapkan bahwa subvarian yang pertama kali terdeteksi di India pada awal Mei 2022 itu merupakan subvarian yang sulit dilacak.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, Kompas.com, Antara