Mengenal Toron, Tradisi Mudik Warga Perantau Madura jelang Iduladha agar Tak Lupa Kampung Halaman
Sosial | 10 Juli 2022, 06:05 WIBKedua, Toron Tana yang berarti turun ke tanah. Toron Tana adalah tradisi ritual bagi masyarakat Madura sebagai tanda bahwa seorang bayi sudah dibenarkan dapat menyentuh tanah pertama kali. Biasanya, saat bayi berumur 7 bulan atau saat bayi belajar merangkak.
"Jadi mudik di Madura itu, tidak hanya Idulfitri saja, tetapi saat Iduladha, Maulid Nabi, hajatan, famili haji, kelahiran. Kemudian ketika ada keluarga yang wafat, maka orang Madura yang sedang merantau pasti pulang kampung," ujar Abrari dikutip dari Kompas.com, Sabtu (9/7/2022).
Baca Juga: Kisah Tukang Becak asal Madura Naik Haji, Bermodalkan Emas dan Arisan Istri
Sosiolog Universitas Airlangga, Bagong Suyanto menjelaskan tradisi Toron dimaknai perantau Madura sebagai cara mereka menyambung kekeluargaan setelah kembali dari perantauan.
Seiring waktu, Toron kemudian dipandang sebagai sebuah tuntutan sosial bagi para perantau asal Madura agar tidak lupa kampung halaman.
Ketika Iduladha, orang Madura memaknainya sebagai waktu untuk bersedekah yang secara kultural mendorong masyarakat Madura merasa harus pulang.
"Momentum Iduladha juga dimaknai orang Madura agar tidak lupa pada asal usulnya. Merefleksikan kekerabatan dan kohesi sosial masyarakat Madura," ujar Bagong.
Bagong menjelaskan, masyarakat Madura yang merantau biasanya bertujuan menaikkan taraf perekonomian keluarga dengan mencari pekerjaan di luar Madura.
Baca Juga: Tradisi Toron Madura, Kini Sepi Karena Pandemi Covid-19
Ketika kondisi perekonomiannya sudah membaik, orang Madura semacam memiliki kewajiban untuk tidak melupakan tanah leluhurnya.
Saat mudik atau nyambung bheleh, biasanya para perantau dari Pulau Madura ini membawa terateran atau oleh-oleh yang ditujukan untuk tetangga, keluarga, dan ulama.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV