Perbedaan Penetapan Iduladha 2022, MUI: Biasa, Hendaknya Saling Menghormati
Agama | 29 Juni 2022, 21:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdulah Jaidi menyatakan, Iduladha di Indonesia jatuh pada Minggu (10/7/2022).
Abdulah menyampaikan keterangan tersebut setelah Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia (RI) Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan hasil Sidang Isbat penetapan 1 Zulhijah 1443 Hijriah yang ditetapkan pada Jumat (1/7/2022).
"Secara mufakat, 1 Zulhijah tahun 1443 Hijriah jatuh pada hari Jumat 1 Juli tahun 2022 masehi," kata Zainut melalui konferensi pers Sidang Isbat Penentuan 1 Zulhijah 1443 Hijriyah pada Rabu (27/6) petang.
Zainut menjelaskan, berdasarkan laporan dari Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah yang memantau 86 titik Rukyah di 34 provinsi di Indonesia, tidak ada satu pun perukyah yang melaporkan melihat hilal petang ini.
Baca Juga: Resmi! Kemenag Tetapkan 1 Zulhijah 1443 Hijriah 1 Juli, Iduladha 10 Juli 2022
Sepakat dengan Kementerian Agama, Abdulah menyatakan bahwa Iduladha di Indonesia akan dilaksanakan pada 10 Juli 2022.
"Berkenaan dengan jatuhnya 1 Zulhijah yaitu pada tanggal 1 Juli 2022 dan berarti Hari Raya Idul Adha akan jatuh pada 10 Zulhijah dan bertepatan juga dengan tanggal 10 Juli 2022," kata Abdulah dalam acara yang sama, Rabu (27/6).
Sebelumnya, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan tanggal 1 Zulhijah 1443 Hijriah pada Kamis (30/6), sehingga Hari Raya Iduladha bagi warga Muhammadiyah akan dirayakan pada Sabtu (9/7).
"Perhitungan tersebut Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Zulhijah jatuh pada hari Kamis tanggal 30 Juni 2022, sedangkan hari Arafah jatuh pada hari Jumat tanggal 8 Juli 2022, dan Idul Adha pada 9 Juli 2022, karena itu Muhammadiyah mengimbau kepada warga perserikatan untuk melaksanakan ibadah Idul Adha sebagaimana yang telah ditetapkan PP Muhammadiyah," jelas Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Rabu (29/6).
Perbedaan penetapan Iduladha 2022 tersebut, imbuh Abdulah Jaidi, karena Muhammadiyah menggunakan metode Wujudul Hilal, sedangkan pemerintah menggunakan metode Rukyatul Hilal.
Baca Juga: Peneliti BRIN Sebut Hilal Sore Ini Sangat Tipis, Penetapan Iduladha 2022 Bisa Berbeda
"Tentunya hal seperti ini adalah sesuatu yang biasa, tapi janganlah perbedaan itu sampai menjadikan perpecahan, hendaknya kita saling menghormati adanya perbedaan itu," jelasnya.
Terkait puasa Arafah, ia mengatakan, umat Islam tidak perlu bingung. Puasa Arafah bisa dilaksanakan pada Jumat atau Sabtu, karena belum ditetapkan sebagai Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah.
"Kalau terjadi perbedaan ahli hisab, maka putusan hakim, dalam hal ini Menteri Agama yang harus ditaati. Tapi kami tidak melarang saudara-saudara kita yang hendak melaksanakan hari raya pada 9 Juli 2022, saudara-saudara kita dari Muhammadiyah atau lain-lainnya," tegas Abdulah.
Intinya, kata Abdulah, MUI mengimbau semangat hari raya kurban harus diwujudkan dalam kehidupan umat Islam dengan membantu orang-orang miskin dan dhuafa.
"Perbanyaklah sedekah, perbanyaklah perbuatan-perbuatan baik yang di antaranya adalah berpuasa, berdzikir, bertasbih, dan melaksanakan amal kebaikan lain," imbuhnya.
MUI juga mengimbau umat Islam menjaga persatuan dan kebersamaan dalam membangun bangsa dan negara Indonesia.
Baca Juga: Kapan Iduladha 2022? Simak Penjelasan versi Muhammadiyah dan Jadwal Sidang Isbat Hari Ini
Senada, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto mengimbau umat Islam untuk saling menghormati dan membahagiakan dalam merayakan Hari Raya Iduladha 2022.
"Kami dari Komisi VIII DPR RI mengharapkan semua saling menghormati, membahagiakan, dan saling meningkatkan derajat anak bangsa, khususnya umat Islam di Indonesia," pungkasnya.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV