Pengamat Bongkar 3 Hal yang Buat PDIP Ogah Koalisi dengan Demokrat dan PKS, Ini Katanya
Politik | 27 Juni 2022, 18:25 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Politik Adi Prayitno menerka setidaknya ada tiga hal yang membuat PDI Perjuangan membangun 'tembok tinggi' untuk Partai Demokrat dan PKS.
Pernyataan itu disampaikan Adi Prayitno dalam wawancaranya dengan Jurnalis KOMPAS TV Muhammad Ranggaputra Indrajana, Senin (27/6/2022).
“PDIP membuat tembok tebal bahwa ketika partai ini sangat tidak mungkin melakukan kerja sama politik menuju pemilu 2024 mendatang. Pastinya ada sesuatu yang prinsip bagi PDIP, yang kemudian membuat kenapa seakan-akan haram hukumnya melakukan kerja sama dengan PKS dan Demokrat,” ucap Adi Prayitno.
“Menurut saya partai ini (Partai Demokrat dan PKS) tidak terlampau kuat, hanya partai menengah ke bawah.”
Baca Juga: Jawab Penolakan PDIP, Demokrat: Kami hanya Koalisi dengan Parpol yang Berpihak kepada Rakyat
Kedua, Adi sebagai pengamat justru menerka sikap politik PDIP yang tidak mau koalisi dengan Partai Demokrat dan PKS, bukan sesungguhnya.
“Jangan-jangan yang dilakukan oleh PDIP, yang tidak mau koalisi dengan PKS dan PDIP hanyalah sasaran antara, dari sasaran utama PDIP, yaitu ketidakmungkinan PDIP bekerja sama dengan Nasdem untuk pilpres,” ucap Adi.
“Kenapa? Karena PKS dan Demokrat mengerubungi Nasdem ketika mengusulkan sejumlah kandidat capres, karena secara tidak langsung ketika Nasdem mengusulkan nama seperti Anies, Ganjar, dan Andika perkasa,”
Menurut Adi, sikap Nasdem secara tidak langsung membentuk front politik kepada pemerintahan, kepada PDIP, bahwa untuk pilpres 2024 Nasdem memilih jalan sendiri dan berbeda dengan PDIP.
Baca Juga: Usai Bertemu Surya Paloh, Giliran AHY Sambangi Prabowo, Sinyal Demokrat Berkoalisi dengan Gerindra?
“Saat mengajukan Anies Baswedan, secara tidak langsung menantang PDIP bahwa mereka punya capres sendiri. Nama Anies menjadi titik temu PKS dan Demokrat untuk melawan hegemoni pemerintah,” ujar Adi.
Ketiga, Adi mencermati sikap politik PDIP yang menyasar Partai Demokrat dan PKS sebagai babak baru dalam dinamika politik jelang Pemilu 2024.
“Ini merupakan babak baru, satu sisi Nasdem mencoba menyorongkan capres pemersatu bangsa, namun PDIP menjawab bahwa untuk 2024 mereka tidak akan koalisi. Tentu sangat menarik polarisasi dan keterbelahan politik pilpres,” kata Adi.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV