Cerita Guru Honorer asal Riau Menabung 21 Tahun untuk Naik Haji, Sedih Isteri Meninggal Lebih Dulu
Agama | 24 Juni 2022, 05:58 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Bagaimana rasanya 21 tahun menunggu dan mengangsur sedikit demi sedikit untuk bisa naik haji ke Tanah Suci?
Jika hal itu ditanyakan kepada Muhammad Said Siregar, seorang guru honorer asal Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, maka jawabannya adalah bersyukur sebab selama 21 tahun lebih menabung dan akhirya bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Said menuturkan bahwa dia mulai menabung untuk berhaji sejak menjadi guru honorer tahun 1990 dan bisa mendaftar berhaji pada tahun 2011.
Ia pun mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, dimulai dari honor mengajar yang juga tidak seberapa.
Ia mengingat, ia mengansur pertama Rp 25 Ribu pada tahun 1990.
"Cita-cita dari SD yang ingin betul untuk naik haji. Dengan kecapaian saya sebagai guru tahun 1990, itu dengan honor Rp25 ribu diangsur, yang Rp10 ribu disimpan, Rp15 ribu untuk belanja. Saat itu saya masih bujang," kata Said dikutip Antara Jumat (24/6/2022).
Ia sendiri sudah 32 tahun menjadi guru honorer dan mengajar sosiologi di Yayasan Pesantren Pendidikan Islam Bengkalis.
Selain itu, juga berdagang pakaian dan menyisihkan sebagian hasil dagang untuk tabungan haji.
"Saya sudah sertifikasi tahun 2019, jadi duit sertifikasi itu disisih sedikit demi sedikit (juga untuk tabungan haji)," tambahnya.
Said pun harus mengatur pengeluarannya dengan ketat agar bisa menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan haji.
Apalagi, tentu saja ia harus membagi honornya dengan kebutuhan keluarga.
"Terus saya catat dengan baik, mulai dari tanggal sekian saya catat (pengeluaran), begitu terus sampai 2011, sampai saya menghasilkan uang untuk daftar haji alhamdulillah," kata Said.
"Sedihnya, karena sedikitnya honor kemudian itu harus dibagi-bagi, yang mana untuk keperluan kita pribadi, yang mana untuk orang tua, yang mana untuk ditabung," sambungnya.
Baca Juga: Resmi, Jemaah Haji Kini Bisa Gunakan Jasa Pendorong Kursi Roda di Masjidil Haram
Sedih, Sang Istri Wafat Sebelum Melihatnya Pergi Haji
Said juga mendaftarkan istrinya untuk berhaji. Namun, sang istri meninggal dunia karena sakit kanker pada 2018.
"Saya sendiri berangkat haji. Istri juga mendaftar haji tahun 2011 bulan November, pas tanggal pernikahan langsung daftar dua nama. Tetapi istri meninggal 2018, awal Januari, karena sakit kanker," katanya.
"Tidak bisa digantikan karena waktu itu belum ada aturan pewaris ibadah haji dari pemerintah," ia menambahkan.
Said berangkat ke Tanah Suci bersama rombongan kelompok terbang 8 Embarkasi Hang Nadim Batam.
Dia sudah menyiapkan bekal yang dibutuhkan untuk melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, termasuk suplemen vitamin untuk meningkatkan ketahanan tubuh.
"Kalau kita lihat info dari media itu panasnya 46 sampai 48 derajat, jadi harapan kita bagi jamaah ini tentu harus adanya trik untuk melaksanakan ibadah. Jangan sampai kita drop di sana," katanya.
"Saya juga membawa bekal vitamin, ada obat-obatan yang dikasih oleh petugas medis, dan juga ada tambahan dari saya sendiri," tambahnya.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : ANTARA