Pengamat: Figur Capres Jadi Magnet Pemilih Ketimbang Parpol, Akibat Lemahnya Fungsi Parpol
Rumah pemilu | 22 Juni 2022, 07:55 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute yang juga pengajar komunikasi politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, mengatakan, kecenderungan untuk mementingkan sosok capres ketimbang parpol sudah terjadi sejak Pemilu Presiden langsung dilaksanakan pertama kali pada 2004.
Hal itu meresppn survei terbaru Litbang Kompas yang dikeluarkan Juni 2022 dan menyebut, sebagian besar responden dalam Survei Litbang Kompas (67,7 persen) menyatakan tetap teguh akan memilih capres yang mereka sukai sekalipun diusung parpol yang tidak disukai.
Kata Gun Gun, jelang Pemilu 2024, preferensi itu belum berubah.
“Ini menjadi peneguhan realitas politik bahwa figur capres masih menjadi magnet bagi pemilih ketimbang parpol, karena lemahnya party id serta peran dan fungsi parpol di tengah masyarakat,” ujarnya dikutip dari Harian Kompas, Rabu (22/6/2022).
Menurut Gun Gun, hingga saat ini identifikasi kepartaian (party id) masih lemah.
Menurut Gun Gun, publik umumnya tidak bisa menemukan perbedaan mendasar baik dari segi program maupun ideologi antara parpol satu dan yang lainnya.
Hal itu diperparah dengan kerja politik partai yang belum bisa dirasakan warga secara optimal.
Akibatnya, lanjut Gun Gun, ikatan psikopolitis antara pemilih dan parpol pun tidak terjalin kuat.
Di tengah situasi itu, kecenderungan masyarakat untuk lebih memerhatikan figur yang diusung parpol menjadi tidak terhindarkan.
Apalagi, informasi politik menyangkut kandidat capres lebih banyak didapatkan, kemudian menyentuh sisi psikologis pemilih.
Salah satunya ketertarikan politik (political interest) yang biasanya terkait dengan sisi personal para kandidat.
“Faktor psikologis ini seringkali membuat pemilih tidak memikirkan apa program para calon, tetapi lebih kepada terbentuknya ikatan psikologis, rasa memiliki terhadap para figur,” kata Gun Gun.
Baca Juga: Survei Terbaru Litbang Kompas: Elektabilitas Ganjar Melonjak, Anies dan Prabowo Tetap Tinggi
Baca Juga: Hasil Survei Litbang Kompas Terbaru: Elektabilitas Prabowo Masih Tertinggi, Gerindra Buka Suara
Parpol Tidak Boleh Abai Proses Publik
Oleh karena itu, tambahnya, dalam menghadapi Pilpres 2024, penentuan kandidat capres oleh parpol tentu tidak bisa mengabaikan preferensi konstituen masing-masing.
“Pengabaian terhadap capres pilihan publik bisa berdampak hilangnya basis pemilih,” ujar Gun Gun.
Akan tetapi, hal itu saja tidak cukup.
Parpol juga harus berbenah dari hulu ke hilir. Mulai dari mengatasi persoalan figur
sentris atau dominasi elite yang menyebabkan ketergantungan dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada suara elite.
Kemudian di ranah kontestasi elektoral, parpol semestinya tidak sekadar menjadi jembatan atau kendaraan sewaan para figur. Parpol hendaknya bisa mendistribusikan kadernya ke berbagai jabatan publik, termasuk capres secara optimal, dengan memperbaiki sistem rekrutmen dan pembinaan.
“Harus ada transformasi kesejarahan parpol melalui pendekatan basis sistem organisasional, bukan semata-mata bergantung pada elite. Kalau gejala itu terus dipelihara, selama itu pula publik akan jauh lebih tertarik pada figur capres ketimbang parpol,” tutupnya.
Sepertid diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya. Survei Litbang Kompas dilakukan melalui tatap wawancara muka yang diselenggarakan 26 Mei-4 Juni 2022, dengan responden sebanyak 1.200 orang dan dipilih secara acak.
Menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi dengan tingkat kepercayaan 95 persen, margin error penelitian kurang lebih 2,8 persen.
Hasilnya, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan jadi capres yang elektabilitasnya tinggi.
Prabowo sendiri menempati posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 25,3 persen, sedangkan Ganjar menyusul dengan elektabilitas 22 persen.
Posisi berikutnya ditempati Anies dengan elektabilitas 12,6 persen.
Posisi ini belum berubah jika dibandingkan dengan survei serupa pada Januari lalu. Namun, terjadi penurunan elektabilitas pada Prabowo yang pada Januari elektabilitasnya mencapai 26,5 persen.
Begitu juga Anies yang enam bulan lalu elektabilitasnya adalah 14,2 persen.
Dari tiga figur itu, hanya Ganjar yang elektabilitasnya naik, dari 20,5 persen pada Januari, menjadi 22 persen pada Juni.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Harian Kompas