Survei Litbang Kompas: Figur Prabowo, Ganjar, dan Anies Masih Mengikat Loyalitas Pemilih
Politik | 22 Juni 2022, 06:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Masuk di tahun politik, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih tempati posisi papan atas untuk peluang dipilih pada Pilpres 2024.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode Juni 2022, ketiga sosok tersebut nyatanya tidak beranjak dari hasil periode survei sebelumnya.
Mengutip Kompas.id, Prabowo masih bertengger di urutan teratas mendulang elektabilitas sebesar 25,3 persen. Di posisi kedua menyusul Ganjar Pranowo dengan capaian elektabilitas sebesar 22,0 persen. Sementara elektabilitas untuk Anies Baswedan pun konsisten dengan capaian sebesar 12,6 persen. Turun, dari bulan Januari 2022 sebesar 14,2 persen.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas Elektabilitas PDIP Tertinggi, Andreas: Kami Konsisten Sikap dan Perbuatan
Mengacu pada hasil survei, ketiga nama bakal capres di papan atas itu telah menyerap setidaknya tiga perlima total elektabilitas nama yang digadang-gadang maju dalam Pemilu Presiden 2024.
Di luar ketiga nama tersebut, tidak ada elektabilitas figur yang menempati posisi di atas 5 persen.
Dengan begitu kemantapan pilihan publik terus menguat berdasarkan penilaian figur yang selama ini dipersonakan sebagai capres. Ini tergambar dari alasan utama yang diungkap responden dalam memilih capres.
Sisi personal yang dicitrakan capres, seperti ketegasan dan kewibawaan, hingga pribadi yang sederhana dan merakyat menjadi alasan yang diungkap separuh lebih responden.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Demokrat Naik Tempati Papan Atas Bersama PDIP, Gerindra, Golkar
Bahkan proporsi itu jauh lebih besar jika dibandingkan alasan lain yang diungkap terkait latar pengalaman kiprah, prestasi, ataupun pendidikan capres.
Loyalitas
Dari survei Litbang Kompas, besarnya tingkat loyalitas pemilih capres dengan pertimbangan faktor partai pengusung juga terungkap.
Sebagian besar responden (67,7 persen) menyatakan teguh memilih capres yang mereka sukai sekalipun diusung parpol yang tidak disukai.
Proporsi ini meningkat sekitar 5 persen dari temuan yang ditangkap pada survei periode Januari 2022. Kenaikan ini sejalan dengan penurunan respons publik untuk tidak akan memilih capres karena faktor partai pengusung.
Baca Juga: Pengamat Lingkar Madani: Hasil Survei Litbang Kompas Bungkam ‘Lanjutkan’ Jokowi di 2024
Atas kondisi ini, sikap responden yang menganulir pilihannya hanya pada salah satu capres dapat dihitung sebagai potensi suara pendukung yang akan tergerus.
Akhirnya, limpahan dukungan pun dapat menjadi keuntungan bagi calon lain yang dipilih atau hanya menjadi suara golput.
Berdasar survei yang digelar periode Mei-Juni 2022, proporsi responden yang menyatakan tidak jadi memilih capres yang disukai karena diusung partai yang tidak tepat sebesar 13,1 persen.
Sementara terdapat 4,5 persen responden lainnya yang mengaku tidak jadi memilih capres idaman dan akan bersikap golput.
Baca Juga: Kepuasan Publik Turun, Nasdem Ingatkan Jokowi-Ma’ruf Serius Memeras Otak, Kerja Lebih Keras
Secara tren, proporsi responden yang akan mengalihkan dukungan kepada capres alternatif turun dari angka hasil survei periode sebelumnya yang mencapai 18,7 persen. Begitu pula responden yang lebih memilih bersikap golput dengan penurunan hingga separuh.
Di luar itu, hal yang juga perlu cermat untuk disoroti pada temuan ini berkaitan dengan kenaikan respons ketidaktahuan untuk dapat menyikapi pilihan capres jika berbenturan dengan partai pengusungnya. Angka kenaikannya pun cukup signifikan, mencapai 14,7 persen, dari survei periode Januari 2022 sebesar 9,1 persen.
Kemudian berdasarkan hasil temuan pada dua periode survei terakhir, besaran proporsi gabungan untuk sikap responden yang cenderung memilih golput terus bergeming pada kisaran 18 persen.
Baca Juga: Kepuasan Publik terhadap Jokowi-Ma’ruf Turun, Demokrat: Ini Kode Keras Rakyat kepada Pemerintah
Angka ini pun terpaut sedikit dari hitungan pemilih golput pada Pilpres 2019 sebesar 19,2 persen.
Secara lebih mendetail, temuan survei pun dapat mengukur seberapa besar loyalitas responden dan potensi tergerusnya suara pemilih untuk setiap capres karena diusung parpol yang mereka tidak sukai.
Pada panggung capres papan atas, Ganjar Pranowo menjadi sosok capres dengan tingkat pemilih loyal tertinggi (81,1 persen), yang berarti tetap akan memilih sekalipun didukung partai yang tak disukai.
Adapun potensi kehilangan suara pemilih yang akan mengalihkan dukungan untuk calon lain mencapai 8,3 persen dan memilih bersikap golput sebesar 4,5 persen.
Baca Juga: Kepuasan Publik ke Jokowi-Ma’ruf Turun 6 Persen, Demokrat Ungkap Ada Dugaan Penurunan Double Digit
Sementara pemilih loyal Prabowo Subianto ataupun Anies Baswedan terbilang lebih rendah, secara berturut, yaitu 72,4 persen dan 68,7 persen.
Proporsi potensi tergerusnya suara Prabowo karena pemilih beralih dukungan ataupun memutuskan bersikap golput mencapai seperenam bagian pemilihnya. Tidak jauh berbeda, pada Anies Baswedan, besaran suara yang kemungkinan hilang itu bisa mencapai seperlima bagian dari pemilihnya.
Di papan menengah, untuk kelompok capres dengan elektabilitas di atas tiga persen. Berdasarkan temuan survei, sosok Ridwan Kamil menjadi capres dengan pemilih loyal yang terbilang tinggi, mencapai 70,7 persen. Disusul Sandiaga Salahuddin Uno (64,2 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (61,1 persen).
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV