Ketua KPU, Artis, hingga Duta Wisata Indonesia Bahas Pemilihan Umum dan Generasi Muda
Rumah pemilu | 15 Juni 2022, 22:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Sejumlah narasumber hadir pada peluncuran Rumah Pemilu 2024 dan membicarakan tentang Pemilihan Umum (Pemilu 2024) bagi generasi muda.
Peluncuran Rumah Pemilu 2024 tersebut melalui program Satu Meja The Forum Spesial di Kompas TV, Rabu (15/6/2022) malam
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengatakan, pihaknya membaca banyak hal untuk menggelar Pemilu 2024, termasuk hasil survei sejumlah lembaga.
“Di antaranya survei yang dilaksanakan oleh lembaga survei, termasuk Kompas, tentang bagaimana memperlakukan atau memberikan layanan pada generasi muda yang luar biasa banyaknya,” kata dia.
Kedua, lanjut Hasyim, mengenai media. Pihaknya akan mencari tahu tentang media apa yang paling digemari dan paling banyak diakses oleh para generasi muda.
“Tapi, yang jauh lebih penting, yang membuat anak-anak muda hadir adalah kira-kira calon yang ditampilkan parpol itu menarik atau tidak?”
Baca Juga: Kompas TV Luncurkan Rumah Pemilu 2024, Catat Waktu dan Narasumber Penting yang akan Hadir
“Soalnya orang hadir memilih di antaranya karena dua hal. Pertama adalah tokoh atau calon yang ditampilkan. Kedua, isu-isu kampanye yang mau diperjuangkan,” tuturnya.
Tokoh yang diusung, kata dia apakah cukup meyakinkan ketika dipercaya memperjuangkan isu-isu tersebut, dan isu-isu tersebut apakah bersentuhan langsung dengan kepentingan pemilih.
Sementara, aktivis sosial, Inaya Wahid, melihat bahwa keterlibatan generasi muda pada Pemilu 2019 lalu cukup tinggi.
“Keterlibatannya mereka itu semakin besar, tapi nggak tahu, itu kan pemilu kemarin ya. Kalau yang besok nggak tahu deh.”
Meski demikian, Inaya menilai generasi muda saat ini sebenarnya lebih melek politik dan melek melek situasi, termasuk kondisi masyarakat.
Hal yang hampir sama disampaikan oleh Olga Lidya, pekerja seni, yang menyebut bahwa sejak Pemilu 2014 pertama kalinya pekerja seni ramai-ramai mendukung salah satu calon.
“Sebelum-sebelumnya ada, tapi sporadis. Tapi yang 2014 kemudian 2019 ada sebuah gerakan atau kesadaran, yang saya lihat sih seperti itu,” tuturnya.
Olga juga menjelaskan bahwa ada perbedaan dengan pada zaman dirinya belum memiliki hak pilih.
Saat itu, meski belum bisa memilih, ia mendengar dari orang-orang tua bahwa siapapun dan apa pun yang dipilih, hasilnya sudah diketahui.
“Tapi orang tua juga bilang bahwa milih siapa pun, hasilnya kita tahu siapa. Jadi nggak terlalu penting.”
“Tapi kemudian kita melihat, dari tahun 2000 dan terus-terus kita melihat ternyata ada perubahan. Kalau kita memilih orang yang kita rasa baik, perubahannya bisa signifikan. Kalau dulu siapa saja kayaknya sama saja nasib kita,” urainya.
Sementara, Salwa Nisrina Authar, Duta Wisata Indonesia 2021, mengatakan, Pemilu 2024 mendatang merupakan pertama kalinya dirinya mengikuti pemilihan umum.
“Jadi tahun ini saya sangat antusias mengikuti Pemilu 2024.”
Baca Juga: Presiden Jokowi Titip Pesan Melaui Mendagri Soal Pemilu 2024, Begini Katanya...
Menurut dia, jika melihat hasil dari sejumlah survei, rata-rata generasi muda ingin berpartisipasi di pemilu 2024.
“Mungkin untuk sisanya, dari sekitar 20 persen masih ragu memilih karena ini pertama kalinya mengikuti pemilu, jadi masih mengambang bagaimana sebenarnya pemilu itu.”
Oleh sebab itu, ia berharap agar penyuluhan dan sosialisasi mengenai pemilu dilakukan lebih sering pada generasi muda.
“Menurut saya sosialisasi atau penyuluhan itu mungkin lebih ditekankan pada generasi sekarang,” ucapnya yang hadir secara daring itu.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV