Bumbu Makanan Jemaah Haji di Saudi Didatangkan dari Tanah Air, Menunya Rendang hingga Tongseng
Agama | 15 Juni 2022, 20:30 WIBMAKKAH, KOMPAS.TV – Bumbu masakan yang dikonsumsi jemaah haji asal Indonesia di Arab Saudi, didatangkan langsung dari Tanah Air. Hal itu disebut untuk menjaga cita rasa makanan.
Rusna Purnama, pengawas katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1443H/2022M Daerah Kerja Makkah, Rabu (15/6/2022), menyebut, pihaknya sejak lama menetapkan kebijakan bahwa masakan yang dikonsumsi jemaah harus bercita rasa Indonesia.
“Oleh karenanya, bumbu masakan harus berasal dari Indonesia langsung. Kita datangkan bumbu-bumbu tersebut ke perusahaan katering agar menggunakan bumbu dari Indonesia, sehingga diperoleh cita rasa Indonesia,” ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis Kemenag.
Menurut dia, bumbu-bumbu masakan khas Indonesia sudah tersedia di Makkah, dan semuanya didatangkan dari Tanah Air.
Baca Juga: Jemaah Haji Dibekali Jaket, Abon, Serundeng, Sambal Pecel dan Kentang Kering Manis
“Sebenarnya bumbu-bumbu tersebut sudah ada di sini (Makkah), di sini komplit ada kunyit, laos, salam, sereh dan lainnya. Itu semuanya dari Indonesia, yang didatangkan eksportir Indonesia ke Arab Saudi,” sambungnya memaparkan.
Ia menambahkan, perusahaan katering di Makkah bahkan harus merekrut chef atau juru masak dari Indonesia demi menjaga cita rasa Nusantara tersebut.
“Itu prasyarat yang harus disediakan oleh perusahaan katering untuk menyediakan chef dari Indonesia dengan latar belakang bidang kuliner,” tegasnya.
“Ada chef dari hotel bintang 5 dari Indonesia, restoran dan perusahaan katering Indonesia. Itu jadi salah satu kriteria pemilihan perusahaan katering penyedia konsumsi jemaah,” tambahnya.
Mengenai menu makanan di Saudi, Rusna mengatakan, menu makanan ditentukan oleh PPIH dalam siklus satu pekan. Dalam sehari, katering menyediakan menu makanan tiga kali, yakni pagi, siang, dan malam.
“Dari menu tersebut kita tentukan, ikan sebanyak 7 kali. Kenapa ikan? Karena ikan disukai jemaah, ikan jadi salah satu menu favorit jemaah,” ujarnya.
“Di Arab Saudi, kebanyakan ada ikan patin, tetapi kita olah dengan bumbu yang berbeda-beda agar jemaah tidak bosan. Ada juga tumis buncis, brokoli, terong balado, ikan tuna cabe hijau dan lainnya,” terangnya.
Sementara, menu ayam ditentukan sebanyak 6 kali dalam seminggu. Menu ayam pun diolah dengan bumbu berbeda-beda agar jemaah tak bosan.
“Daging diberikan dalam 5 kali, diolah jadi rendang dan tongseng sapi,” lanjutnya.
Baca Juga: Beruntung! 1.300 Jemaah Haji yang Baru Tiba Ditempatkan di Hotel Bintang 5, 200 m dari Masjid Nabawi
Terkait pengawasan katering, Rusna menandaskan bahwa pengawasan dilakukan di kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah dan sektor.
“Pengawasan makanan ini totalitas kita semua, ada 31 perusahaan katering di Makkah ini yang kita awasi. Mulai dari mempersiapkan bahan makanan, pemilihan bahan baku, kualitasnya,” kata Rusna.
Selain pemilihan bahan baku, proses pengolahan hingga distribusi ke jemaah di hotel pun mendapat pengawasan ketat.
“Pengawasan ini tidak hanya dilakuan di dapur saja, tetapi juga sampai di hotel. Setiap dapur rata-rata menyediakan 6-7 chef. Kita pastikan bagaimana mengawasi kualitas masakan yang akan dikonsumsi jemaah dari segi rasanya, harus bercita rasa Indonesia,” jelas Rusna.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV