Profil Raja Juli Antoni, Timses Jokowi dan Politikus PSI yang Diisukan Masuk Kabinet
Politik | 15 Juni 2022, 10:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Raja Juli Antoni, Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) diisukan masuk ke dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Raja Juli dikabarkan akan menggantikan Surya Tjandra, rekan satu partainya untuk menjadi Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Kabar tersebut mencuat setelah keduanya memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, Selasa (14/6/2022) kemarin.
Ketua Bapilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul menyatakan ada beberapa nama pejabat termasuk politisi dan ketua umum partai yang dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana.
"Tetapi banyak dipanggil sudah. Misalnya pak Ketum, kemudian Raja Juli, kemudian pak menteri ATR," kata Bambang, Selasa (14/5/2022).
Adapun reshuffle kabinet dijadwalkan akan digelar hari ini, pada Rabu Pahing (15/6/2022) siang.
Lantas, siapakah Raja Juli Antoni? Berikut ini profilnya.
Raja Juli Antoni ialah seorang politikus muda Indonesia kelahiran Pekanbaru, Riau, 13 Juli 1977. Sebelum tergabung di PSI, dia tercatat sebagai politisi dari PDI-Perjuangan.
Meski demikian, karier perpolitikannya moncer di partai yang akan menginjak usia ke-8 ini. Setelah sukses menjadi Sekretaris Jenderal, kini Raja Juli dipercaya menjadi Sekretaris Dewan Pembina PSI Pusat pada periode 2019 hingga 2024 mendatang.
Tak hanya itu, partisipasinya di dunia politik bahkan tak perlu diragukan lagi. Pada 2009, Raja Juli pernah mencalonkan diri dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (Kabupaten Subang, Sumedang dan Majalengka), namun kalah.
Kemudian, pada pesta demokrasi 2019, dirinya didapuk menjadi Wakil Sekretaris Timses Jokowi-Maruf hingga menjadi Juru Bicara Tim Kemenangan Nasional Jokowi-Maruf Amin.
Selain dikenal sebagai seorang politikus, Raja Juli juga merupakan seorang intelektual muda yang aktif di bidang hukum dan organisasi Muhammadiyah.
Baca Juga: Zulkifli Hasan: Usul Pemilu Ditunda, Masuk KIB dan Kini Dapat Jatah Menteri
Pada tahun 2000-2022, Raja Juli tercatat menjadi Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Lalu, pada 2005-2009, dirinya dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institut, satu lembaga yang didirikan oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah almarhum Buya Syafii Maarif.
Selain itu, Raja Juli juga pernah menjabat sebagai Direktur eksekutif The Indonesian Institute (TII). Bahkan, pernah menjadi kandidat calon Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk periode 2015-2020, namun mengundurkan diri sebab ia ingin fokus di PSI.
Menilik jejak pendidikannya, Raja Juli memperoleh gelar sarjananya di IAIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) pada tahun 2001 lalu dengan penelitian yang berjudul Ayat-Ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci.
Kemudian ia melanjutkan pendidikan S2 di The Department of Peace Studies, Bradford University, Inggris. Ia memperoleh beasiswa Chevening Award pada tahun 2004 dan menyelesaikannya dengan tesis master yang berjudul The Conflic in Aceh: Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process.
Lalu, Raja Jli melanjutkan studi doktoralnya dengan menggunakan beasiswa dari Australian Development Scholarship (ADS) pada tahun 2010 di School of Political Science dan International Studies pada Queensland University, Australia. Gelar Ph.D berhasil diperoleh Raja dengan disertasi yang berjudul Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeast Asia, dengan studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku (Indonesia).
Baca Juga: Jokowi akan Reshuffle Kabinet Hari Ini, Pukul 13.30 WIB di Istana Negara
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Redaksi-Kompas-TV
Sumber : Kompas TV