Tren Kasus Covid-19 Melonjak: Indonesia Masih PPKM Level 1, Singapura Bersiap Hadapi Gelombang Baru
Update corona | 10 Juni 2022, 14:03 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Situasi Covid-19 di Indonesia per Kamis (9/6/2022), menunjukkan peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi positif yang signifikan.
Kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Indonesia per Kamis kemarin sebanyak 556 orang.
Kasus aktif juga bertambah 139 orang, sehingga menjadi 4.061 kasus saat ini.
Daerah dengan kasus aktif tertinggi per Kamis adalah Provinsi DKI Jakarta dengan total kasus aktif mencapai 1.736 kasus.
Jumlah tersebut naik secara signifikan sebanyak 532 kasus dari hari sebelumnya, Rabu (8/6/2022), yang dilaporkan sebanyak 1.204 kasus aktif.
Selanjutnya, Provinsi Jawa Barat naik 136 kasus dari hari sebelumnya (326 kasus) menjadi 660 kasus.
Sementar warga yang sembuh dari Covid-19 pada Kamis tercatat sebanyak 410 orang.
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa peningkatan kasus di Indonesia pada Rabu (8/6/2022) melebihi kasus yang terjadi pada 22 Mei 2022.
"Jika dilihat pada grafik kasus positif Covid-19 mingguan, terjadi kenaikan 571 atau 31 persen dari kasus tanggal 22 Mei 2022, yaitu dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan," kata Wiku saat konferensi pers di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (8/6/2022) dilansir dari Kompas.com.
Menurut Wiku, salah satu pemicu jumlah kenaikan kasus aktif Covid-19 ialah aktivitas masyarakat yang saat ini sudah kembali normal.
"Kelima provinsi berasal dari Pulau Jawa, hal ini sejalan dengan penduduk Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa dan aktivitas masyarakat yang saat ini sudah kembali normal bisa menjadi salah satu pemicu kenaikan kasus aktif," imbuhnya.
Namun, hingga saat ini, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Pulau Jawa dan Bali masih di level 1.
PPKM level 1 itu berlaku sejak 7 Juni hingga 4 Juli 2022.
Baca Juga: Jokowi Pastikan Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Terkendali
Sementara itu, Singapura tengah bersiap menghadapi gelombang baru Covid-19.
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung memperkirakan gelombang baru Covid-19 varian Omicron akan melanda negara itu pada bulan Juli atau Agustus karena penurunan antibodi (kekebalan tubuh) masyarakat.
"Beberapa bulan lagi, ketika antibodi kita mulai menurun, varian BA.4 dan (BA.5) kemungkinan akan merebak pada Juli atau Agustus. Itu perkiraan kami," kata Ong dilansir CNA, Rabu (6/6/2022).
Ia menambahkan, perkiraan waktu lonjakan kasus berdasarkan fakta bahwa tren kasus yang mereda di Singapura akan diikuti gelombang lain yang meningkat, sekitar empat hingga enam bulan selanjutnya.
"Dan gelombang paling dominan akan naik, saya kira, merupakan BA.4 atau BA.5," terangnya.
Baca Juga: Waspada! Kasus Harian Covid-19 Meningkat, Masyarakat Diimbau Tetap Patuhi Prokes
Di sisi lain, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi karena beberapa hal, seperti penurunan proteksi imunitas, potensi terinfeksi kembali, dan masih banyak lagi.
"Mayoritas penduduk kita belum di-booster itu yang membuat kasus-kasus ini bisa terjadi," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (9/6/2022).
Dicky juga menegaskan bahwa vaksinasi dosis ketiga atau booster penting dilakukan oleh masyarakat.
Ia menjelaskan, proteksi imunitas Covid-19 pada manusia akibat vaksin juga dapat mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu.
"Kalau dua dosis masih di kisaran enam bulan atau empat bulan, setelah itu menurun. Tapi setelah tiga dosis ini, kemungkinan dengan booster lagi dosis keempat kemudian bisa lebih lama," jelasnya.
Hingga saat ini, tingkat vaksinasi dosis ketiga di Indonesia masih di bawah 50 persen.
Selain itu, masyarakat Indonesia yang pernah terinfeksi juga masih berpeluang untuk kembali terinfeksi Covid-19 akibat turunan dari Omicron yang lebih cepat menular.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, Kompas.com