> >

Berita Duka, KH Dimyati Rois Mustasyar PBNU dan Dewan Syuro PKB Meninggal Dunia

Peristiwa | 10 Juni 2022, 06:54 WIB
KH Dimyati Rois, ulama kharismatik dan mustasyar PBNU wafat hari ini. Ia juga dikenal sebagai tetua dan dewan syuro PKB (Sumber: NU Online)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Berita duka datang dari Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU). Ulama kharismatik asal Kendal, KH Dimyati Rois meninggal dunia pada Jumat (10/6/2022) Pukul 01.13 WIB.di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, Jawa Tengah.

Kabar duka ini disiarkan akun media sosial Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah pada Jumat (10/6/2022) dini hari.

KH Dimyati Rois adalah Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Mustasyar adalah kumpulan kiai sepuh dan ulama penasihat organisasi. 

Beliau juga dikenal sebagai salah satu tetua dan dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Innalillahi wa innailaihi rojiun. Keluarga Besar Partai Kebangkitan Bangsa mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya KH. Dimyati Rois (Ketua dewan Syura DPP PKB dan Mustasyar PBNU) pada hari Jumat, 10 Juni 2022,” tulis akun resmi @DPP_PKB pada Jumat pagi (10/6/2022).

Kiai Dimyati Rois sendiri merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah Jagalan, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.

Abah Dim, sapaan akrabnya, lahir di Bulakamba, Brebes, 5 Juni 1945.

Ia menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Sebelum itu, ia juga ngangsu kaweruh di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah selama belasan tahun.

Pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung Tahun 2021 lalu, Abah Dim terpilih sebagai salah satu dari sembilan Anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA). Ia mendapatkan suara terbanyak pada saat itu, yakni 503 suara.

Bersama delapan kiai lainnya, beliau menentukan Rais Aam Syuriyah PBNU yang akhirnya terpilih KH Miftachul Akhyar, pengasuh ponpes Miftahussunah, Surabaya, menjadi Rais Aam PBNU.

Baca Juga: Inilah 9 Ahwa Terpilih Muktamar NU ke-34 Lampung, Ulama Khos yang Memilih Rais Aam PBNU

Dilansir dari NU Online, Prof KH Zainal Abidin, salah satu anggota AHWA, menceritakan ketawaduan Abah Dim.

Ketika diminta pandangan lebih dahulu, ia tidak berkenan. Pasalnya, Abah Dim sungkan dengan kiai-kiai lain.

Padahal, beliau sendiri dianggap salah satu paling alim dan faqih, istilah untuk  ulama yang memahami agama khususnya penguasaan terhadap ilmu syariat. 

Ia dikisahkan sungkan jika berbicara lebih dulu, ia menganggap ada ulama-ulama lain seperti KH Mustofa Bisri (datang lewat zoom-red), maupun KH Ma'ruf Amin yang lebih sepuh

Pada Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur Tahun 2015, Kiai Dimyati juga terpilih sebagai salah satu dari sembilan Anggota Ahwa.

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/NU Online


TERBARU