Sekjen PKS: PKS dan PKB Punya Kesamaan, Bukan Koalisi Kaleng-Kaleng
Politik | 9 Juni 2022, 18:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berusaha agar poros ketiga untuk mengusung capres dan cawapres di Pemilu 2024 dapat menjadi tiga pasangan.
Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi menjelaskan saat ini PKS terus membangun komunikasi dengan partai lain dan tokoh-tokoh yang diwacanakan sebagai capres.
Salah satu partai yang didekati PKS yakni partai dipimpin Muhaimin Iskandar, PKB.
Baca Juga: Jika PKS dan PKB Berkoalisi di Pemilu 2024, Muhaimin Iskandar Diusulkan sebagai Capresnya
Aboe meyakini PKS dan PKB memiliki kesamaan sehingga memudahkan kerja sama dalam membangun koalisi untuk Pemilu 2024 terbuka lebar.
"Kita (PKS dan PKB) sama-sama partai nasionalis bercorak Islam. Posisi politik dan cara politiknya sudah sebelas dua belas kalau kita sebutkan," ujar Aboe dikutip dari laman resmi PKS, Kamis (9/6/2022).
Aboe juga menilai koalisi yang akan terjadi antara PKS dan PKB adalah representasi keumatan.
PKS, sambung Aboe, dikenal memiliki kader ulet dan militan. Demikian juga dengan PKB, yang memiliki jaringan para kiai dan para santri. Tentunya dua kekuatan sangat kuat untuk representasi keumatan.
Baca Juga: Potensi Koalisi PKB-PKS Disebut Susah di Level Grassroot, Ini Penyebabnya
"Ini adalah mesin politik yang riil, tidak kaleng-kaleng. Oleh karenanya saya yakin kalau dua partai ini menjadi satu poros magnetnya akan kuat," ujar Aboe.
Lebih lanjut Aboe berharap koalisi PKS dan PKB di Pemilu 2024 dapat terwujud meski memerlukan waktu yang panjang.
"ini akan diuji dengan orang-orang yang suka dan tidak suka, karena ini dua mesin yang ngeri-ngeri sedap. Moga dalam perjalanannya mendapat rahmat Allah SWT," ujar Aboe.
Baca Juga: Menanti Koalisi "Semut Merah" PKB dan PKS, Kecil tetapi Berasa
Sebelumnya DPP PKB membuka pintu untuk berkoalisi dengan PKS di Pilpres 2024 mendatang.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai bila kedua partai itu bergabung, persoalan politik identitas yang ada di Indonesia akan selesai.
"Apakah misalkan PKB dengan PKS mungkin berkoalisi? Sangat mungkin jika koalisi itu menjanjikan harapan menang dan menjanjikan harapan ke arah yang lebih baik. Serahkan ke PKB sama PKS, selesai itu politik identitas,” ujar Jazilul kepada wartawan, Rabu (8/6/2022).
Sama seperti Aboe Bakar, Jazilul melihat PKB dengan PKS memiliki banyak kesamaan.
Keduanya merupakan parpol yang lahir di era reformasi dan sama-sama memiliki basis suara yang kuat di basis suara kelompok Islam.
Baca Juga: PKB Buka Opsi Koalisi Pilpres 2024 dengan PKS
Jazilul juga meyakini peluang meraih kemenangan di Pilpres 2024 juga sangat besar.
Ia mengingatkan pada 1999 PKS dan PKB dan partai berbasis Islam lainnya yang masuk dalam koalisi poros tengah dapat mengantarkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden RI ke-4.
Saat itu, PKS masih bernama Partai Keadilan (PK).
Selanjutnya, pada Pemilu 2004, PKB kembali berada dalam satu koalisi dengan PKS dan sejumlah parpol lain dan berhasil mendudukkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) sebagai presiden dan wakil presiden.
"Artinya koalisi PKB dengan PKS ini bukan hal baru, bahkan pernah mendudukkan orang sebagai presiden. Apakah 2024 bisa membangun koalisi dan menjadikan capres koalisi itu menang, sangat mungkin," ujar Jazilul.
Wakil Ketua MPR RI menambahkan pemilu adalah terminal perubahan. Masyarakat menginginkan hal baru.
Baca Juga: Golkar Sodorkan Nama Airlangga Jadi Capres di Koalisi Indonesia Bersatu
Salah satu bentuknya adalah terjadi koalisi PKB-PKS dan bisa menjadi magnet bagi partai lain untuk ikut.
Selain itu, Pemilu 2024 tidak ada calon petahana dan menjadi momentum baru bagi partai-partai menengah seperti PKB dan PKS untuk menunjukkan taringnya.
"Apakah mampu mendudukkan pasangan yang diharapkan masyarakat yang nantikan akan memberikan jalan baru bagi Indonesia di mana hari ini mengalami kesulitan. Kami yakin, seandainya kami bergabung pasti ada partai-partai lain yang bergabung," ujar Jazilul.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV