Jokowi Megawati Bicara Empat Mata di Istana, Sekjen PDIP: Keduanya Selalu Bertemu Secara Periodik
Politik | 7 Juni 2022, 17:38 WIBJAKARTA, KOMPAS. TV – Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sempat diisukan merenggang.
Hal ini dinilai karena tidak hadirnya Megawati di pernikahan adik kandung Jokowi di Solo, dan juga ketidakhadirannya pada peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), beberapa waktu lalu.
Namun, isu keretakan hubungan tersebut seolah terbantahkan ketika keduanya bertemu dan tampak berbicara empat mata di Istana Negara, pada Selasa (7/6/2022).
Presiden Jokowi dan Megawati mengadakan pembicaraan empat mata usai kegiatan pelantikan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Baca Juga: Hadiri Pelantikan BPIP, Megawati Tampak Berbincang dengan Presiden Jokowi
Politikus PDIP yang juga Sekretaris Kabinet, Pramono Anung dalam akun instagramnya menyebut, suasana silaturahmi Jokowi dan Megawati itu berlangsung hangat dan penuh keakraban.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, isu soal keretakan hubungan Megawati dan Jokowi memang kerap kali beredar.
Dia menyebut, isu itu dihembuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Padahal, kata Hasto, Megawati dan Jokowi selalu bertemu secara periodik dan membahas berbagai persoalan bangsa.
Baca Juga: Jokowi Resmi Lantik Pengurus BPIP Periode 2022-2027, Megawati Soekarnoputri hingga Rikard Bagun
“Banyak yang tidak tahu, bahwa Ibu Mega dan Pak Jokowi secara periodik berbicara intens membahas persoalan bangsa dan negara. Semua dilakukan tertutup dalam suasana khusus agar mengalir gagasan jernih, mendalam, karena terkait masa depan bangsa dan negara” ungkap Hasto.
Hasto menegaskan, hubungan Megawati dan Jokowi merupakan hubungan yang mendalam.
Keduanya dipandu oleh kesesuaian pandangan mengenai arah masa depan bangsa serta dilandasi hubungan batin yang kuat.
Karena itu dia menyatakan, isu soal keretakan hubungan hanyalah dimainkan orang yang terbiasa menabuh genderang politik tanpa bisa memahami kedekatan dan suasana batin keduanya.
“Bagi yang biasa menabuh genderang politik, biasanya yang ada hanya akal politik, karena itulah tidak mampu melihat kedekatan dalam suasana batin," lanjut Hasto, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/6/2022).
Baca Juga: Megawati Kesal! Curhat Soal Orang Sering Ungkit Dirinya Anak Bung Karno
Menyangkut 2024, Doktor Ilmu Pertahanan lulusan Universitas Pertahanan ini menyatakan, PDI Perjuangan terus melakukan konsolidasi.
Adapun urusan capres dan cawapres merupakan kewenangan Megawati untuk memutuskan siapa yang bakal diusung.
Yang jelas, kata Hasuo, semua kader harus kedepankan disiplin, jangan terbawa arus, dan jalan terbaik memenangkan Pemilu adalah turun ke bawah.
“PDI Perjuangan tidak akan terseret arus. Para kader jangan ikut-ikutan dansa politik. Fokus tunggal, bergerak ke bawah” tegasnya.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV