> >

Hitung-hitungan Charta Politika Jika Prabowo dan Paloh Bersatu di Pilpres 2024

Politik | 3 Juni 2022, 05:25 WIB
Yunarto Wijaya menyebut Pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, menunjukkan bahwa situasi politik 2024 sangat cair. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dinilai sebagai tanda adanya poros baru dalam Pemilu 2024.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan peluang Gerindra dan Nasdem bersatu untuk Pemilu 2024 sangat terbuka. 

Apalagi jika dilihat perolehan suara Pemilu 2019, kedua partai tersebut sudah mengantongi presidential threshold sebagai salah satu syarat pencalonan presiden dan wapres di Pilpres 2024.

Baca Juga: Ini Jawaban Prabowo Subianto Saat Ditanya Surya Paloh soal Pilpres 2024

Namun tantangan yang bakal dihadapi Nasdem jika bergabung dengan Gerindra adalah Surya Paloh harus realistis melepas capres yang diusung koalisi tersebut.

Hal tersebut akan berdampak maka Nasdem tidak mendapatkan efek ekor jas dari capres partai lain.

Yunarto menambahkan agar saling menguntungkan koalisi ini bisa saja mengusung calon alternatif seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo ataupun Andika Perkasa. 

Tantangannya yang dihadapi, kedua partai harus bekerja keras mendorong capres yang diusung lantaran bukan dari kader partai.

Baca Juga: Ini Jawaban Prabowo Subianto Saat Ditanya Surya Paloh soal Pilpres 2024

"Kalau pun mendukung Prabowo sebagai capres, sosok cawapresnya harus sosok yang bisa diklaim oleh Nasdem. Entah itu kader atau identik dengan Nasdem. Tapi itu juga tidak mudah untuk dilakukan," ujarnya.

Strategi Nasdem

Yunanto juga menilai Pertemuan Prabowo Subianto dengan Surya Paloh sebagai strategi Nasdem untuk menyaingi poros Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas Golkar, PPP dan PAN.

Baca Juga: Prabowo Ungkap Capres 2024 Tidak Harus Dirinya di Depan Surya Paloh

Tak hanya itu, aksi tersebut juga menjadi sinyal partai urutan kelima pemenang Pemilu 2019 ini bisa menjadi juru kunci koalisi dalam mengusung capres dan cawapres di Pemilu 2024.

Sebelum Prabowo, Paloh pernah mengundang ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Menurut Yunarto dengan kekuatan 59 kursi di parlemen, Nasdem tak ingin mejadi penonton di Pemilu 2024.

Baca Juga: Menerka Peluang Anies Diusung Gerindra-NasDem Setelah Pertemuan Prabowo dan Surya Paloh

"Pertemuan ini sebuah respons terhadap munculnya koalisi lain seperti Koalisi Indonesia Bersatu. Politisi ulung seperti Surya Paloh saya pikir tidak ingin hanya ingin menjadi penonton," ujarnya.

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU