Ujian Koalisi Indonesia Bersatu akan Muncul Saat Penentuan Capres-Cawapres
Sapa indonesia | 1 Juni 2022, 22:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Ujian yang akan dihadapi oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) muncul saat penentuan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres).
Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif LSI mengatakan, masa depan KIB sangat tergantung pada kemampuan partai anggota koalisi merumuskan capres-cawapres secara bersama.
Jika partai politik anggota KIB tidak mampu menemukan kesepakatan tentang mekanisme itu, rawan untuk tidak berlanjut. Namun, itu juga bergantung pada anggotanya.
“Saya sendiri belum bisa memperkirakan apakah KIB akan bertahan atau tidak. Batu ujiannya ada pada penentuan capres-cawapres, dan itu akan dimulai dengan apa mekanisme yang disepakati,” tuturnya dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Rabu (1/6/2022).
“Karena mekanisme itu akan menjadi salah satu alat prediksi, siapa sebetulnya yang diinginkan oleh masing-masing partai untuk jadi capres atau cawapres di KIB.”
Baca Juga: Membaca Makna SIlaturahmi Politik 'Kawan Lama' Prabowo dan Surya Paloh
Ia meyakini proses pencarian sosok capres-cawapres masih panjang. Sebab, dalam proses itu, yang akan menjadi pertimbangan bukan saja faktor internal KIB.
Partai koalisi pasti akan mempertimbangkan faktor eksternal, misalnya apa yang terjadi pada partai politik lain maupun koalisi lain kalau ada.
“Langkah PDIP, PKS, atau partai lain akan diantisipasi oleh KIB, seperti juga partai lain mengantisipasi KIB.”
Djayadi menegaskan, masih banyak perkembangan yang bisa terjadi, dan banyak faktor yang bisa menentukan apakah ketiga partai ini bisa berlanjut atau tidak.
“Tapi, paling tidak, tiga partai ini mempunyai posisi yang menarik bagi para calon presiden.”
“Di PPP, kalau berdiri sendiri, lebih mudah ditarik ke mana-mana. Ketiga partai ini punya tiket penuh sekarang. Jadi calon presiden pasti akan melirik KIB,” imbuhnya.
Terlebih, secara elektoral, dari sisi bakal calon presiden dari internal koalisi belum ada yang kompetitif untuk didorong menjadi capres, sehingga bisa dikatakan KIB belum punya capres.
“Jadi dia akan menjadi rebutan dari capres.”
“Secara politik KIB adalah langkah yang cukup cerdik dari sejumlah partai yang belum punya tiket seperti PDIP untuk memperkuat bargaining position mereka,” tegasnya.
Baca Juga: Capres Koalisi Indonesia Bersatu Tak Harus dari Parpol, Ini Kriterianya Menurut PPP
Tapi, koalisi ini harus menentukan terlebih dahulu mekanisme kerja bersamanya.
Setidaknya ada dua yang harus ditentukan secara umum menurut Djyadi. Pertama, bagaimana cara mencari capres dan cawapres secara bersama-sama.
“Apakah harus lewat konvensi bersama, atau pilihan di masing-masing partai dulu, atau bagaimana.”
“Kedua, apakah koalisi KIB itu hanya untuk pilpres, atau juga untuk pileg. Kalau itu misalnya bisa menyepakati bahwa bisa bekerja sama untuk pileg, itu akan menambah soliditas,” kata dia.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV