Kisah Soekarno di Ende: Rajin Kirim Surat dengan Tokoh Islam, Diminta Jadi Guru Muhammadiyah
Peristiwa | 1 Juni 2022, 12:18 WIB“Ah tidak… tetapi saya kan boleh mengajar nyinggung Nabi Besar Muhammad yang selalu mengajar cinta Tanah Air?” kata Bung Karno.
Kisah tersebut menunjukkan, meskipun Bung Karno beda pemikiran dengan Ahmad Hassan, tapi ia bersahabat dan dekat.
Dari situpula, Bung Karno pun mengajari anak-anak di Ende dan belajar bersama tentang tonil atau sandiwara.
Bahkan, Soekarno yang dipanggil dengan nama Kusno oleh istrinya itu membuat sebuah tonil atau kelompok drama sandiwara bernama Kelimoetoe dan sering pentas di Ende.
Baca Juga: Kisah Umar Gani, Warga Terakhir yang Jumpa Bung Karno dan Pemain Tonil Tersisa Bikinan Bung Besar
Frans Seda, mantan Menteri di Era Bung Karno dan Orde Baru mengisahkan semasa SD pernah sekolah di Ende dan diajar oleh Bung Karno.
Waktu itu, suatu hari Bung Karno berkunjung ke sekolahnya di Ende.
Dalam kunjungan itu, Frans kecil diminta oleh Bung Karno membacakan sebuah syair di depan kelas.
Bertahun-tahun setelahnya, ketika Frans Seda sudah besar dan ikut revolusi menjadi komandan Gerilya, seperti dituturkan Frans Seda, ternyata Bung Karno masih ingat kejadian itu.
Saat berjumpa dengan Bung Karno, Frans Seda pun mengenang peristiwa itu dan Frans kembali mengulang syair itu.
Belum selesai ucapan Frans mengulang syair yang pernah diungkapnya itu, Bung karno segera menyambung dan menyelesaikan kalima itu.
“Persis seperti yang diucapkan Frans kecil bertahun-tahun lalu!” ungkapnya dalam buku Soekarno Undercover hal.16.
Itulah beberapa bukti, salah satu bukti jejak bukti Soekarno saat di Ende yang menjadi tonggak sejarah.
Sebab, di Ende pula, Soekarno melahirkan falsafah Pancasila yang kemudian hari dikenal sebagai hari Lahir Pancasila diperingati tiap 1 Juni.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV