Pengamat Politik Sebut Permintaan Cak Imin ke KIB Adalah Sindiran
Politik | 24 Mei 2022, 04:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pernyataan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang ingin bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) namun dengan persyaratan, dinilai merupakan sindiran.
Cak Imin terkesan merendahkan Koalisi Indonesia Bersatu, karena syarat yang diajukannya kurang realistis yaitu menjadi calon presiden.
"Itu salah satu bentuk merendahkan koalisi. Itu juga bentuk pernyataan superior bahwa Cak Imin jauh lebih hebat daripada Golkar, PAN, PPP," kata Pengamat Politik dari Paremeter Politik Indonesia Adi Prayitno kepada KOMPAS.TV, Senin (23/5/2022).
Namun Adi melihat, elektabilitas Cak Imin yang rendah membuat peluangnya hampir terutup untuk disusung menjadi capres. Diketahui perolehan suara partai Cak Imin pada 2019 lalu tertinggal jauh dari Golkar.
Baca Juga: Cak Imin Ingin Jadi Capres KIB, Waketum PKB: Koalisi yang Kami Dukung, Menang Nanti
"Elektabilitas pribadi, Muhaimin tidak signifikan, begitu pula dengan suara PKB tidak signifikan. Ini sebenarnya bentuk nyinyiran Muhaimin terkait terbentuknya KIB. Ia ingin sampaikan kepada publik bahwa KIB tidak ada apa-apanya bagi Muhaimin," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin memastikan dirinya siap maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang.
Kesiapan maju sebagai Capres 2024 disampaikan Ketum PKB Muhaimin Iskandar dalam acara doa bersama ulama dan habib untuk perdamaian dunia di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Ketum PKB Muhaimin Iskandar mengaku siap maju sebagai Capres 2024 karena banyaknya dukungan dan permintaan termasuk dari kiai dan ulama.
Menanggapi soal Koalisi Indonesia Bersatu, Muhaimin menyatakan siap bergabung dalam koalisi jika dirinya yang diusung sebagai capres.
Baca Juga: Soal PKB Ingin Masuk Koalisi Indonesia Bersatu, PAN Anggap Cak Imin Bercanda
Penulis : Kiki Luqman Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV