> >

Jokowi: Presidensi G20 Indonesia Kami Manfaatkan untuk Memperjuangkan Kepentingan Negara Berkembang

Berita utama | 23 Mei 2022, 18:14 WIB
Presiden Jokowi meminta masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi untuk mudik agar kembali lebih awal atau kembali setelah puncak arus balik. (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia akan memanfaatkan Presidensi G20 untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang.

Pernyataan itu disampaikan Presiden RI Jokowi pada Pembukaan Sidang Komisi ke-78 UNESCAP, Istana Merdeka, Senin (23/5/2022).

“Presidensi G20 Indonesia kami manfaatkan untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang terutama bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi,” kata Presiden Jokowi.

“Kami berterima kasih atas dukungan dan kontribusi UNESCAP dalam upaya ini dengan bekerja bersama kita dapat mempercepat pemulihan kawasan dan dunia, menuju masa depan berkelanjutan, recover together recover stronger,” tambahnya.

Menurut Jokowi, sidang UNESCAP merupakan momen penting di tengah upaya kawasan untuk keluar dari tantangan besar akibat dari pandemi, perubahan iklim, dan perang.

Baca Juga: Jokowi Beri Sinyal Dukung Ganjar, PDIP Tegaskan Pilihan Capres Hak Megawati

Sebab, kata Jokowi, pertama pertama ekonomi sejumlah negara Asia Pasifik belum pulih, masih di bawah tingkat pra pandemi.

Kemudian, 70 persen dari total pengangguran baru, terjadi di kawasan kita dan 85 juta penduduk kembali masuk ke jurang kemiskinan ekstem

“Yang kedua pertumbuhan ekonomi kawasan tahun ini sebagaimana prediksi IMF turun 0,5% menjadi 4,9%. Inflasi juga diperkirakan capai 8,7% naik 2,8% dari perkiraan semula,” ucap Presiden Jokowi.

“Yang ketiga pencapaian SDGS semakin tertunda, kawasan kita diperkirakan baru dapat mencapai SDGS paling cepat pada tahun 2065 dan menurut global climate race indeks 6 dari 10 negara paling terdampak perubahan iklim dan jangka panjang ada di Asia Pasifik,” tambahnya.

Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan tersebut Jokowi mendukung sepenuhnya upaya UNESCAP untuk memajukan agenda a common agenda to advancing suistanable development.

Dalam keterangannya, Presiden Jokowi pun menyampaikan beberapa pandangannya.

Baca Juga: Tentang Kode Capres dari Jokowi di Rakernas Projo, Ganjar: Ora Nyebut Aku, Jangan GR

“Yang pertama penanganan pandemi harus dilanjutkan dan kesenjangan vaksinasi di kawasan harus ditutup, kawasan ini memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi dan juga terendah di dunia,” katanya.

Sebab, keberhasilan vaksinasi menentukan reaktivasi ekonomi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia.

“UNESCAP dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional, mengatasi tantangan logistik dan mempersingkat rantai pasok,” ujarnya.

Kedua, Presiden Jokowi mendorong pendanaan untuk akselerasi SDGS harus diperkuat.

EDP memperkirakan kebutuhan satu setengah triliun dolar tiap tahunnya, untuk memastikan SDGS tercapai di Asia Pasifik tahun 2030.

“Sementara ketersediaan pendanaan global hanya 1,4 Triliun, kesenjangan besar ini harus ditutup. Investasi sektor swasta harus didorong, meskipun Asia Pasifik merupakan kawasan terbesar bagi penanaman modal asing inbound dan outbound namun nilai investasi ke kawasan sendiri masih kecil,” kata Jokowi.

Baca Juga: Pernikahan Adik Jokowi dan Ketua MK Anwar Usman akan Gunakan Konsep Dekor Jawa Klasik

“UNESCAP perlu mendorong penguatan invesrasi intra kawasan, mendukung kemudahan berusaha promosi dan bisnis matching di antara negara anggota. Pendanaan inovatif perlu terus dimajukan, kolaborasi UNESCO dengan EDP dan lembaga pendanaan lainnya sangat diharapkan,” lanjutnya.

Jokowi menambahkan, Indonesia sendiri memajukan berbagai pendanaan inovatif termasuk SDGS di Indonesia one, green sukuk dan ekonomi karbon.

Ketiga, sambung Jokowi, sumber-sumber pertumbuhan baru harus diperkuat, digitalisasi pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan hijau adalah masa depan kita bersama.

“Optimalisasi digitalisasi perdagangan akan memangkas biaya perdagangan di kawasan setidaknya 13%, akses UMKM pada financial inclusion dan rantai pasok kawasan perlu didorong,” katanya.

“Dukungan bagi upaya pertumbuhan hijau sangat diperlukan termasuk energi kapasitas pajak baru harus diperkuat termasuk carbontex,” lanjutnya.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU