Pertemuan Ketum Golkar, PPP, PAN Dinilai Terlalu 'Mentah' untuk Disebut Koalisi
Politik | 13 Mei 2022, 12:20 WIBJAKARTA, KOMPAS. TV – Tiga ketua umum partai politik menggelar pertemuan pada Kamis (12/5/2022) malam. Mereka adalah Ketua Umum Partai Golongan karya Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa.
Apa makna pertemuan tersebut bagi persiapan menjelang Pemilu 2024? Apakah ketiga parpol itu cocok untuk berkoalisi di pilpres mendatang?
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai pertemuan tiga ketum tersebut masih terlalu dini untuk disebut koalisi.
Baca Juga: Faktor Kesibukan Jadi Alasan PDIP Jateng Tidak Undang Ganjar ke Acara Halalbihalal Partai
Menurutnya koalisi yang permanen bagaimanapun tetap akan dibentuk bukan jauh-jauh hari, tetapi menjelang detik-detik akhir pendaftaran calon presiden.
“Apakah ini bisa disebut sebagai koalisi saya pikir masih sangat prematur dan sangat mentah biasanya polisi akan terbentuk baru pada masa injury time menjelang pendaftaran,” tutur Yunarto Wijaya kepada Kompas TV, Jumat (13/5/2022).
Menurutnya pada momen-momen terakhir menjelang pendaftaran itulah baru partai politik akan berhitung siapa yang potensial untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden berdasarkan popularitas dan elektabilitas masing-masing.
Baca Juga: Resmi Terbentuk, Ini Nama Koalisi Golkar, PAN, dan PPP
Menurutnya, berkumpul PAN, PPP, dan Golkar hanya sekadar karena kesadaran bahwa mereka tidak mungkin sendiri untuk mengajukan calon presiden sendiri karena masing-masing parpol tidak ada yang memenuhi ambang batas suara pencalonan presiden.
Dengan membentuk koalisi dini, mereka seakan-akan memiliki proros untuk memenuhi presidensial threshold.
“Ini akan menguatkan posisi tawar mereka untuk menguatkan posisi dalam koalisi pemerintahan, ataupun bagi partai yang ingin masuk pemerintahan,” ujarnya.
Baca Juga: Golkar, PPP dan PAN Sepakat Bikin Poros Baru Buat Pemilu 2024
Pada akhirnya menurut Yunarto bakal berlaku logika dagang sapi dalam koalisi. Artinya penentuan posisi capres-cawapres dan juga jabatan menteri-menteri akan serupa bagi-bagi kekuasaan.
Pertemuan tersebut juga dapat dimaknai bahwa ketiga partai politik ingin meramaikan panggung politik yang selama ini diisi partai politik besar dan nama-nama di bursa calon presiden yang hanya “itu-itu saja”.
“Menurut saya cerdik apa yang dimainkan oleh 3 partai ini tetapi masih sangat prematur dan sangat mungkin terpecah bahkan sebelum masa pendaftaran,” ucapnya.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV