> >

Kematian Jemaah Haji Selalu Tinggi, Apa yang Dilakukan Kemenkes?

Agama | 11 Mei 2022, 11:32 WIB
Jemaah haji di depan Kabah. Ternyata, angka kematian jemaah haji di Indonesia relatif tinggi. Lantas, apa yang bakal dilakuka Kemenkes? (Sumber: SPA)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Guna menekan angka kematian Jemaah Haji dari Indonesia yang relatif tinggi dari Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah melakukan identifikasi penyebabnya.

Salah satunya dengan mengirimkan petugas Jemaah haji untuk menenekan angka tersebut. Total, ada 98 petugas haji yang ditugaskan pada haji 2022 tahun ini.

Hal itu ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Kunta Wibawa Wibawa Dasa Nugraha, yang meminta 98 petugas haji yang bertugas di Arab Saudi untuk berperan menekan angka kematian calon jamaah yang relatif tinggi.

Berdasarkan data evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 15 tahun terakhir, kata Kunta, angka kematian jamaah haji Indonesia relatif tinggi.

Kematian Jemaah Haji berkisar dua orang per 1.000 jamaah per tahun atau sekitar 300 hingga 400 orang, dari kuota sekitar 220 ribu orang per tahun.

"Sebagai pelayan tamu Allah, para petugas haji mengemban tanggung jawab yang besar dan mulia untuk menjaga kesehatan jamaah dengan harapan mampu menekan angka kematian jamaah haji di Tanah Suci," kata Kunta Wibawa Dasa Nugraha melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (11/5/2022) dikutip dari Antara.

Baca Juga: Begini Fasilitas Haji 2022, Hotel dengan Air Zamzam hingga Makan 119 Kali

Faktor Kematian Jemaah Haji

Kemenkes telah melakukan identifikasi penyebab tingginya angka kematian jamaah haji Indonesia. Berdasarkan catatan medis, kematian jamaah haji disebabkan dua faktor utama yakni usia dan perilaku jamaah.

“Perilaku ini menyebabkan jamaah kelelahan karena ritual ibadah yang tidak disesuaikan dengan kondisi fisik jamaah terutama yang berusia lanjut,” ujarnya.

Untuk itulah, menurut dia, sangat penting untuk menyiapkan petugas kesehatan haji yang cekatan dan terampil dalam memberikan layanan kesehatan, terutama pada kelompok yang berisiko tinggi seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU