Saran Ahli Gizi: Lanjutkan Aktivitas Puasa meskipun Ramadan Telah Usai, Ini Alasannya
Kesehatan | 3 Mei 2022, 20:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Aktivitas berpuasa saat bulan Ramadan 1443 Hijriah telah usai.
Kini kita dihadapkan pada rutinitas di luar bulan Ramadan.
Tak sedikit yang kembali dengan pola asupan makan rutin harian, yakni makan pagi, siang, dan malam, serta tanpa sahur.
Namun, tahukah Anda, jika meneruskan aktivitas puasa justru membuat tubuh lebih sehat dan bisa menurunkan risiko penyakit kronis?
Baca Juga: 5 Makanan Penurun Kolesterol yang Bisa Dikonsumsi Usai Santap Makanan Khas Lebaran
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Tirta Prawita Sari, SpGK.
Ia mengatakan bahwa mengembalikan aktivitas puasa setelah Ramadan bisa berdampak baik pada tubuh.
"Badan kita itu menyukai sesuai yang rutin. Karena ada pembiasaan, maka seharusnya setelah lebaran, aktivitas puasa itu harus dikembalikan,” kata Tirta, mengutip Antara, Selasa (3/5/2022).
Kebiasaan berpuasa ini dapat melatih diri untuk menjaga pola makan.
Sebab, pola makan merupakan salah satu hal yang dapat menghindari diri dari penyakit kronis dan katastropik.
Termasuk penyakit stroke, jantung, hipertensi, hingga diabetes.
Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi ini bilang, meneruskan puasa itu bekerja sebagai detoksifikasi tubuh.
Sehingga mampu mencegah sederet penyakit kronis yang membutuhkan biaya banyak dalam penanganannya.
Tanpa terkecuali, bagi orang-orang yang menderita penyakit seperti diabetes, puasa dapat mengontrol kadar glukosa darah.
Puasa juga dapat menurunkan berat badan karena tubuh mengambil cadangan energi lain dalam bentuk lemak.
“(Puasa) Itu baik, sebagai upaya membersihkan atau detoksifikasi tubuh,” jelasnya.
Baca Juga: Anda Penderita Diabetes? 5 Infused Water Ini Bisa Turunkan Gula Darah, Mudah Dibuat
Seiring berkembangnya zaman, kini muncul istilah metode puasa seperti intermittent fasting.
Metode puasa ini umumnya digunakan untuk diet, di mana ada aturan pola makan dengan cara puasa selama beberapa waktu.
Selain itu, ada pula alternate day fasting mirip dengan puasa Daud yang menggunakan pola berpuasa selang-seling.
“Bedanya, saat hari puasa itu hanya boleh makan 500 kalori, dan hari berikutnya feast day boleh dalam jumlah yang kita inginkan tanpa perlu memusingkan kalori,” jelas Tirta.
Ada pula diet 5:2, yakni 5 hari tidak puasa dan 2 hari puasa.
Ini mirip seperti puasa sunah Senin dan Kamis.
Namun, diet 5:2 tersebut memiliki aturannya sendiri.
Tirta merekomendasikan untuk tetap melanjutkan puasa atau diet dengan menyesuaikan jenis diet yang akan dilakukan.
Baca Juga: Lengkapi Nutrisi dan Imunitas Tubuh Saat Bulan Ramadan, Konsumsi Beberapa Makanan Ini!
Mengutip Healthline, diet 5:2 terbukti dapat menurunkan berat badan yang mirip dengan pembatasan kalori biasa.
Diet ini dinilai efektif untuk meningkatkan sensitivitas insulin.
Untuk menjaga tubuh tetap sehat, jangan lewatkan untuk minum air putih 15 menit sebelum makan, serta penuhi kebutuhan nutrisi dari buah-buahan di siang hari.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV