Ternyata Ada Unsur Arab dan India dalam Sepiring Opor Ayam yang Kita Makan
Peristiwa | 3 Mei 2022, 06:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sejarawan kuliner asal Universitas Padjajaran, Fadly Rahman, menyebut sepiring opor ayam yang kita makan dalam tradisi lebaran adalah hasil perpaduan tradisi olahan memasak dari beberapa negara, khususnya Arab dan India.
Dua olahan masakan negara yang jarak cukup berjauhan itu menjadikan opor ayam yang kita kenal sekarang ini dan menjadi tradisi dalam lebaran.
"Kalau pengaruh opor masuk ke Indonesia ini memang merupakan hasil dari akulturasi atau penyatuan budaya Indonesia dengan budaya asing. Khususnya pengaruh Arab dan India," kata Fadly dikutip dari Kompas.com pada Selasa (3/4/2022).
Fadly menyebut, orang Indonesia kemudian memodifikasi masakan India dan Arab tersebut hingga terbentuklah makanan yang disebut opor ayam.
Menurut penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia tersebut, perpaduan dua makanan gurih tersebut yang akhirnya masuk ke Indonesia dan menjadi tradisi memasak bernama opor ayam yang gurih dan enak seperti kita kenal.
Baca Juga: Resep Opor Ayam Jawa untuk Hidangan Lebaran, Bumbunya Meresap dan Lebih Empuk
Unsur Islam dan Kerajaan Mughal India
Budaya kuliner memasak kari dan gulai menurut Fadly pertama kali masuk ke kawasan-kawasan Indonesia yang mengenal Islam pada periode awal.
Menurutnya Islam dikenalkan di Indonesia oleh orang Arab dan India dengan memasuki kawasan-kawasan pesisir seperti Sumatera, Selat Malaka, hingga Jawa. Termasuk juga soal masakan-masakan.
"Nah, ini yang mencirikan ide mengapa opor bisa didapati di wilayah berakar budaya Melayu dan Jawa karena mereka di wilayah pesisir yang pertama kali menerima pengaruh Arab dan India dari abad ke abad," jelas Fadly.
Ia menyebut pengaruh kuliner tersebut kemudian dimodifikasi menjadi opor yang juga menjadi identitas kuliner lokal Indonesia.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV