> >

Luhut ke Mahasiswa UI soal Pemilu Ditunda dan Presiden 3 Periode: Di Bawah Minta, Apa Salah?

Peristiwa | 12 April 2022, 20:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat menemui mahasiswa UI yang aksi menolak wacana penundaan Pemilu 2024 ataupun perpanjangan masa jabatan presiden di Balai Sidang UI, Depok, Selasa (12/4/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

DEPOK, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membantah tudingan yang mengaitkannya dengan isu-isu belakangan ini.

Yakni wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode, yang masih menjadi perhatian publik.

Kepada para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tengah berdemo, Luhut mengaku tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun mengenai wacana tersebut.

"Dengerin, jangan marah-marah. Saya tidak pernah mengatakan wacana itu. Pernah saya katakan, di bawah itu minta pemilu ditunda. Apa salah?" kata Luhut saat menemui massa di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/4/2022).

Baca Juga: BEM UI Curiga Luhut Tidak Mau Buka 'Big Data' karena Pesanan Presiden Jokowi

Luhut menambahakn, dirinya juga tidak pernah menyuruh sejumlah partai politik untuk menyuarakan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

"Siapa yang bilang, saya minta jabatan presiden (diperpanjang) sampai tiga periode?" ungkap Luhut.

Usai mendengar penjelasan dari Luhut, para pengunjuk rasa tampak tak mengindahkannya dan justru tetap mencecarnya.

Bahkan, para mahasiswa itu meminta Luhut untuk membuka big data terkait dukungan 110 juta warganet yang menghendaki penundaan Pemilu 2024.

Baca Juga: Panas, Luhut Debat dengan Mahasiswa UI Soal Big Data Penundaan Pemilu 2024: Kalian Jangan Emosional

"Ada buktinya enggak, Pak? Permasalahannya ada di big data. Silakan buka big data-nya. Apakah Bapak berani?" seru Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Bayu Satria Utomo.

Dalam aksi tersebut, tak hanya membentangkan poster berisi tuntutan-tuntutan, massa juga mengibarkan bendera kuning sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia.

"Kami, sebagai mahasiswa UI, hari ini melaksanakan aksi simbolik dengan membawa bendera kuning, poster, serta banner yang bertulisan turut berdukacita atas wafatnya demokrasi di UI dan Indonesia," kata Bayu.

Selain menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden emnjadi tiga periode, para mahasiswa itu juga menuntut revisi statuta UI.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU