Ketika Jusuf Kalla Kaget Dihubungi Protokoler Istana, Terungkap Tanda Tangannya Dipalsukan Anak Buah
Peristiwa | 4 April 2022, 13:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla atau JK kaget ketika dihubungi melalui stafnya oleh protokoler Istana.
Dari komunikasi tersebut, terungkap bahwa tanda tangannya ternyata dipalsukan oleh anak buahnya sendiri.
Baca Juga: Mahasiswa Ajak Masyarakat Tolak Wacana Penundaan Pemilu 2024: Kita Harus Beri Pelajaran buat Elite
Adalah Ketua Departemen Ekonomi DMI Arief Rosyid yang memalsukan tanda tangan mantan Wakil Presiden RI itu.
Diketahui, Arief Rosyid memalsukan tanda tangan JK untuk berkirim surat yang ditujukan kepada Wakil presiden Ma'ruf Amin terkait acara kickoff Festival Ramadhan.
Penghubung Umum Pengurus Pusat DMI Husain Abdullah menjelaskan kasus ini terungkap berawal pihak protokol Istana menghubungi staf Jusuf Kalla untuk mengonfirmasi perihal undangan untuk Wapres Ma'ruf Amin.
Saat diberitahu stafnya, kata Husain, JK justru kaget lantaran tak pernah memberi izin untuk mengirimkan surat kepada pihak Istana.
Baca Juga: Amien Rais Sebut Pemerintahan Jokowi Idap Sindrom Narsistik Megalomania, Ini Kata Jubir Luhut
"Jadi orang protokol ini telepon ke staf Pak JK. Menanyakan apa benar ada surat dari bapak? Ditanyalah Pak JK. Pak JK kaget karena tidak pernah kirim surat," kata Husain dikutip dari Kompas.com, Senin (4/4/2022).
Menurut Husain, JK mempunyai kebiasaan tersendiri ketika hendak mengundang seseorang.
Biasanya, JK akan terlebih dahulu bertemu atau menghubungi secara langsung orang yang akan diundangnya untuk hadir dalam sebuah acara.
Apalagi, jika undangan tersebut bersifat resmi. Biasanya, akan disusulkan setelah orang yang bersangkutan bersedia untuk hadir.
Baca Juga: Pro dan Kontra Penundaan Pemilu 2024, Jusuf Kalla: Kalau Memperpanjang, Tidak Sesuai Konstitusi
"Jadi tidak langsung nyelonong begitu kan enggak biasa. Biasanya sih menelepon. Habis itu disusul surat adminsitrasi," ujar Husain.
Selain itu, kata Husain, JK juga terbiasa untuk terlebih dahulu memeriksa setiap surat undangan yang akan ia kirimkan secara langsung.
Kemudian, ia juga terbiasa menyertakan tanda tangan basah di atas dokumen undangan yang akan dikirim.
"Pertama, untuk menghormati yang disurati. Kalau pakai copy-an tanda tangan kan tidak nyaman buat dia, jadi biasa minta tanda tangan basah," ujar Husain.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Surat Edaran Menag Soal Speaker Masjid Tak Salahi Aturan
Seperti diketahui, Arief Rosyid ketahuan memalsukan tanda tangan Ketum dan Sekjen DMI dalam sebuah surat terkait agenda Undangan Kickoff Festival Ramadhan.
Surat bernomor 060.III/SUP/PP-DMI/A/III/2022 itu ditujukan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Isinya, undangan kepada wapres untuk menghadiri Festival Ramadhan serentak di seluruh Indonesia.
Adapun kegiatan yang akan digelar tersebut berupa pameran UMKM, kuliner halal, buka puasa bersama, dan berbagai kegiatan selama sebulan penuh Ramadhan.
Akibat tindakannya memalsukan tanda tangan Jusuf Kalla, Arief Rosyid dipecat dari DMI.
Baca Juga: Soal Penundaan Pemilu, Jusuf Kalla: Kalau Tidak Taat Konstitusi, Negeri Ini Akan Ribut
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com