> >

Apa Itu Sidang Isbat dan Kapan Akan Digelar?

Agama | 31 Maret 2022, 19:47 WIB
Ilustrasi tim rukyatul hilal (pemantauan bulan sabit) untuk penetapan awal puasa Ramadan. NU Nganjuk memutuskan awal puasa jatuh pada 2 April 2022, meski begitu untuk dijadikan pedoman harus menunggu sidang isbat. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sidang Isbat adalah sidang yang digelar untuk menentukan atau menetapkan awal bulan baru di kalender Hijriah. 

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya Kementerian Agama RI juga akan kembali memggelar Sidang Isbat untuk menentukan kapan tibanya 1 Ramadan 1443 Hijriah.

Tahun ini, Kemenag akan menggelar Sidang Isbat pada Jumat (1/4/2022) mulai pukul 17.00 WIB. 

Dilansir dari laman resmi Kemenag, Sidang Isbat digelar setiap tahunnya sesuai Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

Sidang Isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender Hijriah. 

Pada Sidang Isbat tahun ini akan digelar selama tiga sesi. 

Pertama akan dilakukan pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi) oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag. 

Sesi tersebut bisa disaksikan secara live streaming melalui YouTube Bimas Islam. 

Baca Juga: Potensi Beda Awal Puasa Ramadan 2022 Jelang Sidang Isbat, Ini Penjelasannya

Di sesi kedua, pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1443 Hijriah digelar secara tertutup setelah Salat Magrib. 

Selain data hisab (informasi), Sidang Isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 78 lokasi di seluruh Indonesia. 

Terakhir akan diumumkan hasil Sidang Isbat yang disiarkan oleh TVRI dan saluran media sosial milik Kemenag. 

Selain melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta undangan lainnya juga akan hadir dalam Sidang Isbat penetapan 1 Ramadan 1443 Hijriah. 

Sejarah Sidang Isbat

Dikutip dari Kompas.com, Sidang Isbat untuk menentukan awal Ramadan rutin digelar tidak lama setelah Kementerian Agama (dahulu Departemen Agama) didirikan pada 3 Januari 1946. 

Tahun 1950 menjadi pertama kalinya Sidang Isbat digelar dengan menghadirkan para ulama untuk penentuan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Departemen Agama kemudian membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) pada 1972 dengan tujuan untuk menyeragamkan pelaksanaan hari raya Islam. 

Baca Juga: Kapolda Metro Perintahkan Jajarannya Kerja Maksimal Cegah Gangguan Kamtibmas Selama Ramadan

Pemerintah juga menggandeng pakar astronom untuk memberikan pandangan mereka dari sisi ilmu pengetahuan.

Lalu pada tahun 2013, Kemenag mulai mengundang sejumlah duta besar negara sahabat untuk mengikuti Sidang Isbat mulai 2013.

Di Indonesia, dua organisasi massa Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah seringkali berbeda dalam menentukan awal Ramadan. 

Perbedaan tersebut disebabkan oleh dua metode yang digunakan masing-masing lembaga.

Untuk NU, penentuan awal Ramadan mengacu kepada rukyatul hilal yaitu dengan pengamatan langsung hilal atau bulan baru.

Sementara Muhammadiyah memilih metode wujudul hilal yakni dengan menghitung posisi Bumi terhadap Matahari dan Bulan secara ilmu matematika dan astronomi.

Dalam menetapkan 1 Ramadan, Sidang Isbat dilakukan secara musyawarah karena hasil dalam sidang itu merupakan kesepakatan antara masing-masing ormas Islam yang diwakili oleh utusan masing-masing.

Maka dari itu, NU dan Muhammadiyah tidak pernah memaksa masyarakat untuk mengikuti mereka dalam hal penetapan awal Ramadan serta pada 1 Syawal atau saat Hari Raya Idulfitri. 

Baca Juga: Kemenag soal Polemik Awal Ramadan: Tunggu Hasil Sidang Isbat 1 April 2022

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU