> >

Wapres Ingin Indonesia jadi Bangsa Pemenang di Kompetisi Global, Bukan Pengekor

Peristiwa | 27 Maret 2022, 20:51 WIB
Wakil Presiden Maruf Amin berharap Indonesia tidak hanya menjadi bangsa pengekor, melainkan harus menjadi pemenang dalam menghadapi tantangan revolusi digital. (Sumber: Dok. Setwapres)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengungkapkan tantangan yang dihadapi Indonesia di tengah globalisasi dan revolusi digital semakin hari kian kompleks.

Ma'ruf berharap Indonesia tidak hanya menjadi bangsa pengekor dalam kompetisi global, melainkan harus menjadi pemenang.

Pernyataan ini disampaikannya ketika menghadiri Wisuda Sarjana Strata I Angkatan XXV Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al-Ayyubi melalui konferensi video di Jakarta, Minggu (27/03/2022).

“Tantangan yang kita hadapi sebagai bangsa di tengah globalisasi dan revolusi digital makin hari kian kompleks," kata Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Minggu.

"Kita ingin menjadi bangsa pemenang dalam kompetisi global, bukan penonton, apalagi pengekor,” tegasnya.

Wapres menyebut agar Indonesia menjadi bangsa pemenang, pemuda-pemudi Islam Indonesia harus menjadi role model bagi generasi muslim dunia.

Di mana mereka dituntut menjadi generasi muda muslim yang moderat, toleran, dan berdaya saing global serta maju.

Baca Juga: Wapres soal Isu Penundaan Pemilu: Mandat Saya dan Pak Jokowi Hanya sampai 2024

Untuk mencapai hal itu, lanjut Ma'ruf, membutuhkan keunggulan dalam berbagai kualifikasi, bukan hanya bidang akademis, melainkan juga praktiknya di lapangan.

"Kemampuan teoritis yang membangun pola pikir sistematis dan terstruktur, mesti didukung kemampuan praktis untuk meraih hasil yang konkret,” ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Wapres yang juga menyampaikan beberapa pesan sebagai bekal wisudawan dalam menempuh masa depan untuk mewujudkan SDM unggul.

Pertama, sarjana muda diminta memegang teguh nilai-nilai agama dan kebangsaan, yang merupakan jati diri muslim Indonesia.

"Bangsa kita berdiri di atas kemajemukan. Kita menerima pluralitas sebagai sebuah realitas dan kekayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita syukuri,” imbaunya.

Kedua, lanjut Wapres, untuk dapat menguasai isu domestik dan isu global, harus mengikuti perkembangan teknologi dan digitalisasi.

Baca Juga: Demi Keamanan, Istana Wapres di IKN Harus Terpisah dari Presiden

“Pahami kemajuan teknologi dan digitalisasi, beserta dampaknya bagi kehidupan masyarakat. Jadikan kemajuan teknologi sebagai alat untuk memecahkan berbagai permasalahan masyarakat dan bangsa,” ungkapnya.

Ketiga, dia mengingatkan, untuk menjadi pemimpin masa depan, harus melewati tempaan dan pembelajaran tak kenal lelah.

“Jangan berhenti menuntut ilmu, karena pada kenyataannya, itu adalah pekerjaan seumur hidup, tidak terhenti di bangku sekolah dan kuliah, carilah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat, itu kata Rasulullah SAW,” tegasnya.

Keempat, Ma'ruf mengungkapkan, pemerintah Indonesia sangat memperhatikan pentingnya pembangunan SDM yang unggul dan berimtak (beriman dan bertakwa), serta berdaya saing global.

Dia pun meminta para pemuda-pemudi tanah air tidak hanya fokus pada kemajuan dunia, namun seimbang dengan urusan di akhirat, apalagi sebagai Sarjana Pendidikan Islam.

Baca Juga: Hadir di Rakornas MUI, Maruf Amin: Kunci Peradaban Bangsa Terletak pada Perempuan

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU