> >

Jokowi: Negara Lain BBM Naik 100 Persen, Kita Naik 10 Persen Saja Demonya 3 Bulan

Berita utama | 25 Maret 2022, 15:16 WIB
Pengarahan Presiden RI Joko Widodo Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, 25 Maret 2022 (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres/ninuk)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo mengaku heran kenaikan 10 persen harga bahan bakar minyak memicu aksi unjuk rasa hingga 3 bulan.

Padahal di negara-negara lain yang tidak melakukan subsidi bahan bakar minyak (BBM), kata dia, kenaikannya mencapai 100 persen.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan badan usaha milik negara (BUMN) tentang aksi afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022).

“Kelangkaan energi, coba kita lihat, naik dari yang dulu hanya 50-60 US$ per barel sekarang 118 US$, dua kali lipat,” ucapnya.

“Sehingga negara-negara yang tidak mensubsidi BBM-nya naik langsung dua kali lipat, bayangkan, kita naik kadang-kadang 10% saja demonya 3 bulan, ini naik dua kali lipat, artinya 100% naik,” kata Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Marahi Menkes, Mentan hingga TNI-Polri yang Masih Beli Produk Impor: Jangan Diteruskan!

Presiden mengatakan, akibat pandemi Covid-19, disrupsi teknologi, dan perang Rusia-Ukraina hampir semua negara mengalami kesulitan ekonomi, termasuk Indonesia.

Bukan hanya harus dihadapkan dengan kelangkaan energi atau krisis energi, tapi juga sejumlah komoditas juga mengalami kenaikan seperti gas dan harga pangan.

“Sehingga semuanya menjadi tidak pasti, semuanya tidak bisa dihitung dengan angka-angka yang pasti. Semua negara-negara ini betul-betul pusing semuanya, dalam dua minggu ini saya mendapat telepon dari kepala negara,” ucapnya.

Selain itu, Jokowi juga mengungkapkan yang ikut terdampak langka adalah kontainer.

Baca Juga: Jokowi Geram Kementerian dan Lembaga Beli Barang Impor: Bodoh Sekali Kita

“Jangan main-main dengan kelangkaan kontainer, harganya sampai 5-6 kali lipat dari harga normal,” ujarnya.

“Dulu-dulu, dalam keadaan normal, Bapak Ibu mau cari kontainer, 1.000 kontainer sehari aja bisa, 2.000 kontainer gampang carinya, sekarang cari satu saja sulit sekali, karena ada disrupsi, kekacauan,” ucap dia.

Akibatnya, kata Presiden, distribusi logistik, distribusi barang semuanya terganggu baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

“Ongkosnya, biayanya menjadi naik 6 kali lipat. Bayangkan, artinya apa? Beban barang itu juga akan naik, terbebani oleh biaya kontainer, yang akhirnya nanti konsumen membeli jauh lebih mahal, artinya harga-harga akan naik,” ujar Jokowi.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU